Benih Itu Masih Ada
Pada suatu hari, @ku mendapat tugas untuk menjaga stand
pameran suatu instansi. Banyak sekali instansi yang ikut dalam acara dirgahayu
itu. Berbagai cara dilakukan untuk menarik pengunjung. Ada yang melakukan
karaoke di stand-nya. Ada juga yang menampilkan video tarian yang dilakukan
anggota instansi bersangkutan. Bahkan ada yang menyewa artis lokal (instansi
mungkin) untuk memeriahkan stand pameran milik mereka. Jadi ada yang
berkomentar jika stand yang ada di lokalisasi itu tidak jauh berbeda dengan
toko kaset di pasar. Musik dan lagu yang berbeda aliran saling beradu, baik dari
segi volume maupun intensitas audio.
Ada beberapa stand yang memberikan angket isian pada
pengunjung. Angket menyertakan nomor undian yang akan di undi pada akhir acara.
Maka ramailah stand itu dengan orang-orang yang mengincar hadiah. Jawaban dari
pertanyaan ada di display stand sehingga mereka harus memperhatikan dengan
seksama jika ingin menemukan jawabannya.
Ternyata umpan berupa angket itu cukup berhasil. Dan tentu
saja, orang dalam juga ikut mengisi angket. Sayangnya, mereka mengambil angket
lebih banyak dari orang biasa. Mengapa? Anda pasti sudah tahu jawabannya. Ada juga
orang yang hanya meminta angket tanpa mengisi buku tamu padahal mengisi buku
tamu adalah syarat mendapatkan angket. Sepertinya dia sudah mengenali sistem
yang bekerja di dalam stand. Katanya, ”kemarin saya sudah mengisi buku tamu.” Ya,
begitulah.
Namun yang membuat @ku terharu adalah tindakan seorang anak
yang menolak diberi angket. Dia mengaku sudah mengisi angket pada hari
sebelumnya. Oh, LUAR BIASA. Dia begitu polos dan jujur. Dia cukup mengisi satu
lembar angket dalam tujuh hari pameran. Tidak seperti orang dewasa yang sudah
terkontaminasi racun dunia. Orang dewasa mengisi beberapa angket setiap malam. Ya,
nafsu akan kemenangan telah membutakan hati mereka. Itu mungkin efek samping
dari pendidikan. Di sekolah, mereka diajarkan materi matematika tentang
peluang. Semakin banyak memiliki nomor undian, peluang untuk menang akan
semakin besar. Ya, begitulah curhat kali ini. Semoga bermanfaat bagi para
pembaca sekalian.
Zet.@, konsep pada 06 Desember 2014, penulisan 3 Februari
2015
Sumber gambar
No comments:
Post a Comment