Saat terjadi
suatu peristiwa, kita harus mencernanya dengan baik, dengan kepala dingin dan
tanpa emosi. Agar tercerna dengan baik, perbanyaklah yang berserat. Es batu
juga bisa membantu agar kepala dingin. Misalnya terjadi peristiwa tergenangnya
sebuah kawasan meskipun tidak ada riwayat genangan dalam 100 tahun terakhir.
Hipotesa kali pertama yang pasti muncul adalah adanya penurunan muka tanah.
Untuk membuktikan hipotesa itu, maka diperlukan sebuah pembuktian. Sebuah alat
bernama ultra sondirografi diperlukan untuk melakukan testisasi terhadap kawasan
itu. Hasil yang didapatkan akan bisa membuktikan kebenaran hipotesa awal.
Sebagai catatan, alat yang digunakan, super ultra sondirografi itu harus lulus
tes verivikasi, lulus tes sertifikasi dan lulus radiasi agar hasil ukurnya
tidak diragukan lagi validitasnya.
Nah, hasil tes
sudah rilis. Ternyata hasilnya negatif. Itu berarti hipotesa awal tidak
terbukti. Tidak ada proses penurunan muka tanah dalam 1 abad terakhir di
kawasan itu. Kemungkinan kedua yang perlu diteliti adalah peningkatan muka air.
Untuk membuktikannya, alat super sondirografi ultimate tidak diperlukan. Yang
diperlukan hanya survei lingkungan sekitar. Ternyata benar. Terjadi peningkatan
muka air tanah yang sering disebut sebagai banjir. Sejatinya itu bukanlah
banjir, melainkan peristiwa di mana air mengambil kembali haknya meskipun
secara paksa.
Begini
riwayatnya. Pada zaman dahulu, semua negara hidup dengan damai hingga datangnya
bangsa manusia. Mereka melakukan reklamasi (pilihan kata bijak untuk ”merebut”)
daerah rerawa yang sejatinya merupakan tempat tinggal bangsa Hadu-AO. Bangsa
Hadu-AO, memiliki kebiasaan melakukan migrasi ke langit saat musim kering.
Mereka mencari wilayah yang lebih dingin dan berubah wujud menjadi
Cumolonimbus.
Saat musim hujan,
mereka selalu kembali ke habitat aslinya. Seperti kata pepatah,
setinggi-tingginya pesawat terbang, pasti akan kembali ke landasan juga. Bangsa
Hadu-AO tentu saja kaget dan terkejut setengah hidup. Ternyata tempat tinggal
mereka sudah dijarah bangsa manusia. Wilayah mereka menjadi hutan beton yang
menjulang ke langit. Akhirnya tidak ada pilihan lain. Bangsa Hadu-AO melakukan
reklamasi (penggunaan yang benar) kawasan yang memang milik mereka. Namun
kekuatan bangsa manusia semakin besar. Bangsa Hadu-AO tidak bisa melawan dengan
pasukan mereka saat ini. Mereka akhirnya mengirimkan sinyal S.O.S pada Bangsa
Hadu-AO legendaris yang tinggal di dua kutub bumi. Sinyal sudah diterima.
Pengiriman pasukan sudah dimulai sejak beberapa dekade terakhir. Bangsa Hadu-AO
legendaris yang berbentuk eternal snow harus mengorbankan wujud indahnya demi
rekan-rekannya yang tertindas di wilayah equator.
Sejarah pernah
mencatat kemenangan bangsa Hadu-AO pada masa Noah. Hanya segelintir manusia
yang selamat, yaitu yang ikut di kapal Noah dan segelintir Bangsa Atlantis yang
terbang keluar angkasa dengan kendaraan yang bernama Unidentified Flying
Object. Kini, bangsa Hadu-AO kembali mempersiapkan armadanya untuk menyerang
bangsa manusia yang sudah merebut wilayah kekuasaan mereka secara semena
mena-mena. Peperangan ini sudah dipastikan akan dimenangkan oleh bangsa Hadu-AO
kerana itu sudah tertulis dalam Kitab Langit.
No comments:
Post a Comment