UnWritten History
Ini hanya secuil
catatan kaki dari tangan yang iseng. Ini hanya sekelumit kisah dari masa lalu
yang indah namun tidak seorangpun yang ingin mengulanginya. Maaf jika ada penyimpangan
cerita kerana ini hanyalah fiktif belaka, hu ha... asik asik Jozz!! Legenda ini
dikreasikan oleh seseorang, inisial WI.
Hal ini terjadi
sekitar sebulan yang lalu, persisnya pada Maret tertanggal 09. Terjadi
pengerahan sekelumit massa di baja-mudik bejebe dalam acara purajabu. Aku
berkumpul dengan orang-orang yang 90% tidak aku kenal sama sekali. Syukurnya
ada beberapa yang aku kenal. Kejadian ini memberikan banyak pengalaman baru
yang bisa menjadi cerita untuk masa depan. Berkumpulnya nakama dari tiga
Kabupaten/Kota (PBB) ternyata bisa menjadi sumber inspirasi yang luar biasa.
Mereka memiliki pengalaman hidup yang extra-ordinary yang sebelumnya ku anggap
hanya ada dalam sinetron. Ternyata ada orang-orang tangguh seperti mereka.
Sebagian besar dari mereka adalah guru, baik yang berpengalaman 0 tahun hingga
8 tahun. Ada juga yang baru lulus kuliah. Hal ini benar-benar mengindikasikan
sistem rekrutmen yang bersih. Thats the best choice. We hope that will last
forever.
Ada nakama yang
jauh-jauh datang dari Java Island untuk mengabdi di sini. Super sekali. Usut
punya usut, ternyata beliau memiliki teman yang sama denganku. Teman di masa
lalu yang memiliki hobi unmainstream yang sama. Beliau kurang mengerti bahasa
lokal sehingga kadang menjadi target permainan bahasa. Ada juga yang ikut
dengan suami ataupun calon suaminya J
Ada nakama yang
ditempat di wilayah terpencil, wilayah yang tidak terjamah sinyal. Ketika beliau
bercerita kisah hidupnya, aku merinding membayangkannya. Mengapa? Kerana cerita
dengan deskripsi yang rinci itu sangat berpengaruh bagi orang-orang dengan daya
imajinasi yang tinggi. Beliau harus menjadi rider selama 1 jam kemudian menjadi
walker selama 60 menit. Melewati medan tempur yang bersahabat dengan jurang.
Perjalanan yang penuh pengabdian demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut
legenda, beliau juga harus menjalani ritual serah terima dengan kepala suku
yang berwenang di sana.
Ada juga nakama
yang dicalonkan (bukan mencalonkan) sebagai ketua zenato. Beliau memiliki gaya
politik yang unmainstream. Saat melakukan orasi sebagai kandidat, beliau malah
mempromosikan lawannya. Terjadi pergolakan politik dalam komunitas alfa yang
mengusungnya hingga akhirnya, lawannya dari komunitas beta yang duduk dalam
jabatan zenato. Yang lebih aneh lagi, saat kandidat beta terpilih, kata pertama
yang beliau ucapkan adalah, ”terima kasih. Kalian telah salah memilih saya.
Mulai saat ini, marilah kita perbaiki kesalahan ini bersama sama”. Saat aku
mendengarkan orasi beliau yang panjang dan lebar sebelum menjadi zenato dari
kandidat beta, sepertinya (IMO) kata-kata orasi itu sudah dibuat seminggu
sebelumnya. Just my opinion. Artinya, beliau sudah siap bertugas sebagai agen
of change.
Ada juga nakama
yang terdeteksi sebagai mood maker. Mungkin beliau yang dikatakan sebagai core
of the class. Saat beliau mengantuk, maka nakama yang lain juga akan mengantuk.
Beliau paling sering berdiri di depan sebagai pemicu yell-yell. Beliau sangat
luar biasa kerana bisa membaur dengan nakama lainnya dengan mudah. I want that
kind of ability.
Ada juga nakama
yang suka bersendawa setelah makan. Hmm sepertinya itu adalah bukti kesetaraan
gender. Ada juga yang selalu bersendawa dengan nada ”HHHAALLOO” saat berpapasan
denganku. Apa coba maksudnya? Tapi ya sudahlah. Aku rapopo. Selain sendawa yang
tidak normal, ada juga nakama yang bisa menggerakkan telinganya seperti kucing.
Wah keren itu, bisa buat ngusir nyamuk yang hinggap di telinga saat Sholat.
Ada nakama yang
rela meninggalkan bayi-bayi tercinta mereka. Ini benar-benar mengharukan namun
semua itu harus dijalani dengan ikhlas demi masa depan bayi (lovely child)
mereka juga. Luar biasa sekali pengorbanan beliau-beliau itu. Ada anak balitanya
yang jadi kurus, ada juga yang sempat menginap di rumah sakit. Syukurlah
semuanya baik-baik saja hingga sayonara dilambaikan. Ada juga nakama yang
mendapat berita gembira, positif reaction. Ternyata istrinya sudah menjadi
bumil sejak 5 minggu yang lalu, terhitung awal minggu masuk di baja-mudik
bejebe. Bahkan ada cerita dari bunda/ayahnda
yang tidak dipeluk anaknya saat tiba di rumah. Bukan kerana dia lupa dengan
ayah/bundanya melainkan kerana mereka sedang merajuk.
Ada juga nakama
yang bersinnya membuat suasana kelas menjati cetar membahana. WI-nya saja
sampai berkaca-kaca kerana tertawa melihat ekspresi si empunya bersin. ”kalau
mau bersin, gak usah di tahan-tahan” begitu kata beliau. Luar biasa sekali. Itu
bersin yang paling heboh di dalam kelas alfa selama 26 hari. Sebenarnya aku
tidak begitu mengerti apa yang terjadi namun kerana semua pada tertawa, maka
ikutlah aku tertawa. Jangan kuatir, tidak akan ada lagi yang ingat kejadian itu
hingga kejadian itu tertulis di sini.
Ada juga nakama
yang mendapat julukan pembekal, satu dari kelas alfa, satu dari kelas beta.
Syukurnya tidak ada yang tau jika pembekal adalah julukanku saat berkumpul
dengan nakama dari jaman SLTP. Entah kenapa julukan itu bisa hinggap padaku
saat itu. Pembekal dari kelas alfa memiliki ability yang cukup unmainstream.
Bisa berjalan sambil tidur dan memiliki jurus kuntau yang hebat. Sempat direkam
namun di delete demi menjaga stabilitas nasional. Sayangnya, aku melewatkan
momen bersejarah itu.
Ada nakama yang
tidak doyan makan ikan. Jadi, saat ada ikan dalam menu makanan, beliau harus
bersyukur dan bersabar kerana hanya memakan nasi dan sayur. Syukurnya beliau
masih doyan sama ayam. Meskipun jarang makan ikan, beliau bisa donor dengan
sukses.
Ada nakama yang
terkenal dengan slogan ”kurang sayur”. Motto ini selalu tercetus pada moment
moment yang klik dan mantap. Saat ada yang terlambat berbaris, saat ada yang
melakukan balik kiri, saat perhitungan dalam barisan, saat tidak ada sayur
dalam menu makan malam, kurang sayur adalah kata yang paling tepat untuk
menggambarkan situasi seperti itu.
Ada juga nakama yang
menjaga banget ama imejnya. Jadi, syusyah betul kalau meminta beliau bergoyang,
apa lagi berjoget tidak jelas seperti oplosan kereta malam. Mengaku sebagai
penganut ajaran visual, beliau tahan jika harus ikut berjoget kerana akan
melihat hal-hal yang tidak ingin beliau lihat. Cara ini membuat beliau berhasil
meloloskan diri dari tugas berjoget. He he, bisa juga ternyata trik seperti itu.
Aku sendiri tidak terlalu suka berjoget apalagi berada pada jangkauan utama
pengeras suara. Telingaku sedikit alergi dengan suara bising yang berada
puluhan desibel diatas ambang normal. Kerana itulah aku terpaksa berjoget
sembari menutup kupingku. Jadi, itu bukan gaya berjoget baru melainkan gaya
berjoget sesuai situasi.
Banyak kejadian sehari-hari
yang lumrah terjadi pada acara 4 minggu itu. Senam pagi adalah salah satu
kegiatan rutin setelah subuh. Saat sang ayam masih terlelap dalam mimpinya,
para peserta purajabu sudah melakukan senam aerobik dibawah pimpinan seorang
instruktur. Para peserta sangat bersemangat, terutama yang bergender pemanah
(maybe). Tak perlulah aku menyebutkan alasannya. Kegiatan ini bergantian dengan
kegiatan pesiar pagi hari pada hari berikutnya. Saat ada pengumuman jalur
pesiar kurang lebih 5 kilo meter dan menyeberangi sungai sedalam 4 meter, para
peserta mulai gelisah kerana ada beberapa orang yang memang tidak bisa
berenang. Pada keesokan harinya, entah kebetulan atau tidak (Aku percaya tidak
ada yang kebetulan di dunia ini), hujan mengguyur TKP baja-mudik dengan
derasnya hingga acara pesiar dibatalkan.
Yang menjadi
tersangka adalah para pendoa sebelum tidur. Doa orang yang teraniaya/terzalimi
itu makbul katanya. Ternyata benar, itu bukan mitos. Hujan kembali turun saat
ada jadwal PBB sehingga acara yang seharusnya di luar ruangan, di bawah
sengatan teriknya mentari, berubah di dalam ruangan ber-AC. Sepertinya banyak
wali diantara para peserta. Benar-benar kejadian alam yang patut disyukuri.
Kejadian saat
mengantuk di kelas adalah rutinitas yang tidak bisa diabaikan. Berbagai cara
dicanangkan agar bisa mengusir rasa kantuk yang terus bergelayutan di ujung
kelopak mata. Meskipun mereka beralibi bahwasanya rasa kantuk itu datang tidak
dengan disengaja. Ada yang memainkan permen di dalam mulutnya. Ada yang
memborong cemilan dari koperasi terdekat dan melahabnya bersama nakama yang
lain agar tidak mengantuk. Ada juga yang mengusulkan untuk memandang wajah
seseorang yang disukai di sana agar tetap semangat dan tidak mengantuk. Aku
sendiri mengusulkan agar melakukan ritual ngupil agar tidak mengantuk. Ternyata
cara ini benar-benar tidak efisien dan tidak efektif.
Dari seorang
nakama, beliau berkata untuk mengimajinasikan diri kita berada pada situasi
dimana kita tidak boleh tertidur. Jadi perlu bantuan alam bawah sadar nih
ceritanya. Ternyata tidak terlalu berhasil pada orang dengan level imajinasi
yang tinggi. Ternyata cara yang paling efektif bagi Aku adalah memandang wajah
wajah yang mengantuk. Rasa kantuk langsung hilang meihat wajah-wajah nakama
yang sedang berusaha keras menahan kantuknya. Perjuangan itu tergambar jelas
diraut wajah mereka. Ada juga yang pasrah pada rasa kantuk itu. Bahkan
ada nakama yang mendapat julukan kehormatan sebagai putri tidur. Yare yare...
WI yang
berpengalaman tentu saja memahami fenomena alamiah ini. Mereka meminta para
peserta untuk berdiri dan melakukan permainan yang bisa membuat otak terkilir
dan pada akhirnya bisa mengusir rasa kantuk (meski hanya sementara). Ada juga
WI yang sering membuat ice-breaking. Inilah kali pertama aku mendengar istilah
ini. Ternyata aku yang kuper kerana istilah ini sudah cukup populer dikalangan
perguruan. WI yang paling keren adalah WI yang suka memutar ice-breaking.
Setuju?
Kegiatan di ruang
makan adalah kegiatan berkumpulnya para nakama saat jam makan. Peraturannya
yang terpenting adalah menggunakan sendok-garpu dan makan dengan tertib. Ini
adalah ujian berat bagiku kerana bagiku, kalau makan tidak dengan tangan,
seperti tidak makan. Jadi, dimanapun berada, makan dengan tangan adalah suatu
ritual penting meski itu pake sayur sop berbandeng, sayur lodeh berdadar, sayur
asem bermartabak dan makanan berkuah lainnya. Yang menggunakan sendok hanya
untuk 2 macam makanan, yaitu bakso dan mie ayam.
Ternyata tidak
hanya aku yang kesulitan bersahabat dengan sendok. Sebagian besar nakama juga
tidak bisa menyapu habis daging ikan kerana sulitnya manuver menggunakan
sendok. Jika saya lauknya berjenis hayam sebukuan (telur) atau daging sapi,
sendok adalah sohib terbaik.
Selain tantangan
sang sendok, makan dengan tertib adalah tantangan yang selevel dengan flappy
bird. Mudah dikerjakan tapi sukar dilakukan. Jadi, akan selalu terdengar suara
dentingan dan dentuman hasil perseteruan antara sendok-piring-garpu. Suara itu
sebenarnya wajar dan lumrah bagi sebahagian orang namun bagi pengikut golongan
auditory, suara itu bagaikan suara perang yang bisa merusak konsentrasi
makannya. Ikan asin akan terasa hambar, sambal akan terasa asin jikalau
konzentrasi makan terganggu (IMO).
Makan adalah
proses pemasukan bahan energi dari luar tubuh. Prosesnya yang teratur
seharusnya membuat proses keluarnya juga teratur. Ternyata hal ini tidak
terjadi dengan mudah. Proses pooping yang seharusnya sudah terjadwal secara
biologis harus disesuaikan dengan waktu kerana ada satu dan lain hal. Ada beberapa
nakama yang tidak bisa melakukan ritual itu pada pagi hari meski sudah
dipancing dengan air putih 600 mili liter. Ada juga yang menggunakan waktu 15
menit sebelum masuk pelajaan pada siang hari untuk melakukan ”setoran”. Bahkan ada
yang membooking toilet dekat ruang kelas pada subuh hari. Lebih bersih toilet
di situ katanya.
Kegiatan yang
mungkin perlu dikenang adalah antri bakso. Mungkin ini adalah satu-satunya
pengalaman seumur hidup di mana diperlukan antri dalam barisan saat akan
menyantap bakso. Sepertinya hal itu sangat berkesan mengingat para nakama ini
tidak berjumpa dengan bakso selama 3 minggu. Mungkin itu juga sebabnya mereka
menjalankan ritual ”mentol” setiap hari Jumat. Makan bakso berjamaah itu
ternyata membuat sesajen sebelum tidur teracuhkan dan terbengkalai serta tak
dilirik hingga muncul ultimatum pada hari berikutnya: ketua zenato harus
menghabiskan sesajen yang tersisa jika tidak habis diuntal nakamanya yang lain.
Kegiatan
baris-berbaris adalah ritual rutin yang wajib dilakukan. Sebelum masuk aula,
saat menuju kelas, saat menuju ruang makan. Semuanya harus berbaris dengan rapi
dulu. Ini akan menanamkan rasa disiplin dalam alam bawah sadar. Setiap hari
jabatan pimpinan digilir sehingga hampir semua nakama merasakan nikmatnya
menjadi pimpinan. Sebenarnya ada juga sisi tantangannya, yaitu saat pimpinan
bagai penjual kacang yang diacuhkan atau saat makan kerana pimpinan harus
menjadi juru kunci.
Setiap kegiatan
diawali dengan laporan dan doa, begitu juga saat kegiatan akan di akhiri.
Kegiatan yang mungkin paling berkesan adalah out door class dimana materi yang
diajarkan adalah team building. Sebenarnya, pada saat kejadian, cuaca sedang
galau (bukan tidak bersahabat melainkan kerana ada beberapa tokoh yang
melepaskan rasa galaunya ke langit) sehingga kegiatan ini dilakukan di dalam
ruang. Ternyata keterbatasan ini tidak bisa membendung semangat para merpati
yang setia, bunglon sang adopter, burung hantu sang nokturnal dan pinguin yang
imut untuk berkompetensi. Aku berada pada sebuah team dimana anggotanya tidak
pernah membentuk blok pada saat kesehariannya. Bahkan ada anggota yang pesimis
dan mengatakan bahwa tim ini adalah tim tumbal. Kejam sekali judgementnya.
Namun, dengan berbekal tekad dan semangat juang yang tak padam, tim ini
berhasil membebaskan diri dari dinding/tembok yang mereka buat sendiri.
Kegiatan donor
darah juga memunculkan kejadian kejadian seru. Sebagian besar pelaku merupakan
orang yang belum pernah mondonorkan darahnya untuk manusia. Mereka hanya
terbiasa mendonorkan darah pada nyamuk malam yang nakal dan tentu saja tidak
dengan ikhlas kerana mereka akan segera memburu nyamuk yang bersangkutan
jikalau tertangkap basah sedang menikmati darah mereka.
Ada nakama yang
tidak suka melihat darah, mungkin ini termasuk phobia. Namun dengan hati yang
tangguh, beliau berhasil menyumbangkan darahnya. Ada juga yang ingin menyumbangkan
hingga dua kantong agar mendapat tambahan paket mie telor. Mungkin ada menu
donor yang kurang, yaitu segelas susu sapi coklat dan sebotol madu asli. Ada
juga tokoh-tokoh penting diantara nakama yang memiliki keahlian khusus atau
bisa disebut istimewa sehingga tidak memiliki kewajiban menjadi donor. Mereka
bisa menurunkan tekanan darah sedemikian rupa pada titik tertentu sehingga
petugas tidak tega mencoblos kulit ari mereka. So awesome.
Penggunaan hape
atau ponsel adalah salah satu hal yang dilarang saat pembelajaran, kecuali jika
tidak terdeteksi oleh sang WI. Jadi, jika ada nakama yang asyik dengan
ponselnya di tengah hingar-bingar nakama yang lain, maka secara otomatis beliau
mendapat panggilan autis kerana beliau tenggelam di dalam dunianya sendiri. Aku
sendiri sebenarnya tidak masalah berpisah dengan ponsel. Yang menjadi tantangan
adalah, Aku menggunakan ponsel sebagai penunjuk waktu sekaligus alarm yang bisa
memotong gelombang otak yang sedang tertidur.
Yang tidak boleh
dilupakan selama festival ini adalah ID card. Benda ini adalah benda keramat di
tempat itu. Benda ini tidak boleh tertinggal. Kemana saja para peserta pergi,
benda itu harus terus terkalung di leher, meskipun itu di dalam toilet saat
melakukan ritual poop. Dari pada ketinggalan, lebih baik dibawa kemana saja dan
di mana saja. Apa hal itu wajar? Ora popo!
Ya, inilah akhir
dari kisah yang singkat ini. Mohon maaf jika ada yang merasa tersentil namun
semua itu bukanlah sesuatu yang disengaja. Maaf jika legenda ini dirasa terlalu
pendek. Terima kasih pada semua nakama aku kerana telah memberikan pengalaman dan
pelajaran yang berharga padaku secara cuma-cuma. Mohon maaf juga pada semua
nakama aku kerana aku tidak bisa memberikan pelajaran/pengalaman yang berharga
pada kalian semua. Apalah arti diriku ini. Ulun hanyalah ratik yang berserakan dan
dipandang dengan sebelah mata.
Saturday 05 April
2014. Completed by Zet.@ a.k.a mechadot as RATIK (Ranger Tiknologi) before
midnight,
lanjutkan bang z.. (y)
ReplyDeleteterlalu mengharukan untuk dilanjutkan
ReplyDelete