Subtitel
Indonesia Yang Beragam
Selera memilih
fansub memang tidak bisa dipaksakan. Jadi, setiap orang bebas menggunakan hak
pilihnya dalam memilih fansub. Ada yang suka sub berbahasa Inggris dan ada juga
yang memilih berbahasa Indonesia. Bukan kerana mereka tidak mengerti Bahasa
Inggris, melainkan kerana melestarikan bahasa sendiri. Untuk sub luar, memang
tidak banyak pilihan yang bisa dipilih. Ada pilihan tetapi berbahasa Rusia atau
Portugis, khususnya fansub tokusatsu. Untuk sub Indonesia, pilihan begitu banyak
bertebaran, terutama untuk anime dan tokusatsu. Untuk serial drama, @ku lebih
suka MINDS [My Indonesian Subtitel].
Nah, untuk
tokusatsu, ada beberapa aliran yang menggejala. Ada yang wajar, setengah wajar
dan tidak wajar. Yang wajar itu menggunakan EYD sebaik mungkin. Tidak menggunakan
istilah gaul yang endemik. Setengah wajar itu melakukan translete untuk
percakapan penting dan yang tidak penting diganti seenaknya saja. Penggunaan
bahasa gaul juga dimaksimalisasi. Akibatnya, penonton begitu terhibur kerana
bahasa yang begitu kocak. Apalagi cocok dengan karakternya. Yang terakhir
adalah subbing untuk kejar target sehingga kualitas tidak dipikirkan.
Menggunakan paman google dalam menterjemahkan setiap kalimat sehingga terlihat
begitu rancu. Penggunaan huruf besar semua, efek samping CAPSLOCK rusak. Ukuran
font yang begitu besar hingga memenuhi 50% layar video. Dan banyak penyakit
lain yang tidak perlu di-kronisisasi lagi.
@ku tidak
mengarahkan atau membentuk opini tentang mana fansub yang keren atau kurang
keren. @ku hanya mengingatkan beberapa hal. Penggunaan bahasa yang formal tidak
selamanya akan bertahan. Kenapa? Ada peristiwa EYD. Ada kemungkinan sejarah itu
terulang kembali. Mungkin di tahun 2525 atau tahun depan. Jika yang berbahasa
formal saja belum tentu bertahan, apalagi bahasa yang gaul. @ku pernah
kesulitan saat mengikuti video dari salah satu fansub yang menggunakan bahasa
gaul dan modern. Maklum, @ku bukanlah blogger yang gaul. Menurutku, fansub
semacam ini hanya bisa dinikmati kalangan terbatas. Penggunaan istilah yang
terlalu keren itu begitu dalam hingga tidak bisa dicerna dengan mudah. Mungkin,
ini hanya kemungkinan. Beberapa tahun lagi, saat anak-anak TK sekarang beranjak
remaja dan mereka menonton toku dengan fansub gaul, mereka belum tentu mengerti
kerana bahasa gaul saat itu pasti sudah berubah. Kecuali ada seseorang diluar
sana yang menerbitkan kamus gaul dalam 10 decade terakhir. Hmm... sepertinya
sudah ada.
Untuk kalangan
terbatas? Ya, fansub hanya bisa dinikmati anak-anak remaja yang gaul. Generasi angkatan
tahun 1995 yang masih menikmati Metalder, Jiraiya, Jiban dan Winspecktor sudah
pasti beranak pinak saat ini. Jika mereka masih mengikuti serial tokusatsu,
mereka pasti sulit mencerna bahasa gaul yang begitu gaul itu. Kasihan sekali
kan. Selain pencernaan makanan terganggu, pencernaan kalimat mereka juga
menjadi kacau.
Setiap daerah
memiliki bahasa gaulnya sendiri. Fansub juga tersebar di berbagai daerah
sehingga terkadang mereka menggunakan bahasa gaul setempat. Kerana kebanyakan
teve berasal dari pulau Jawa, mau tidak mau, bahasa gaul dari sana yang
meng-infeksi kita. Artinya, fansub dengan bahasa gaul belum tentu bisa diterima
di daerah pelosok yang tidak terjangkau ke-gaul-an itu. Jadi, masih diragukan
untuk bisa Go Nasional. Yang menggunakan Bahasa Indonesia resmi saja belum
tentu di mengerti oleh kalangan pegunungan, apalagi yang bahasa masa kini. Bahasa
gaul juga berkembang. Ada kemungkinan bahasa gaul tahun 2000 berbeda dengan
tahun 2020 meskipun makna tujuannya sama. Jadi bahasa Gaul juga mengalami EYD.
Tulisan ini tidak
dimaksudkan untuk menyudutkan atau mendiskreditkan salah satu fansub. Tulisan ini
hanya untuk sebuah renungan. Melalui fansub, sudah semestinya kita melestarikan
Bahasa Indonesia yang sedang berada di ambang kepunahan ini. Sayangnya, saat
ini terlalu banyak istilah asing yang diadopsi menjadi Bahasa Indonesia. Hal ini
dikarenakan istilah itu terlalu panjang dan lebar jika harus d konversi kedalam
Bahasa Indonesia. Orang lebih suka menggunakan istilah scan dari pada memindai.
Istilah sehari-hari dipenuhi istilah asing yang artinya sudah bukan rahasia
lagi.
Sekali lagi, @ku
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang tersentil dengan terbitnya
tulisan ini. Maaf kerana tidak maksud melakukan kampanye hitam atau sejenisnya.
Ini hanya sebuah komentar. Ingat! Komentar yang tulus tanpa ada maksud buruk. Mari
lestarikan Bahasa Indonesia melalui Fansub. Mungkin untuk kedepannya, ada
fansub yang menyediakan bisub atau multiple sub. Jadi, penonton bebas memilih
untuk menggunakan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, bahasa gaul, Bahasa
daerahnya atau bahasa aslinya.
Mechadot... 6
agustus 2014 pukul 09.52 pagi setelah melihat sebuat post di FB..
Ceksaja
TULISANKU BlogspotDINDAAISHAH Blogspot
RIZKIPRADANA Blogspot
SCRPTA
No comments:
Post a Comment