Dari Komentator
Untuk Komentator
Akhir-akhir ini,
blog mulai ramai. Meskipun hanya berupa silent rider, eh silent reader. Tapi yo
wes lah ora popo. Yang komen juga banyak. Ada yang lezat, ada juga yang pedas
komennya. Sesuai namanya, komentator pedas.
Komentator itu
adalah jenis species yang mulai berkembang dengan pesat pada akhir jaman. Di
dunia ini, terkadang ada orang yang tidak memiliki keahlian apapun.
Satu-satunya yang bisa dibanggakan adalah komentarnya. Species ini cukup
penting di dunia. Merekalah yang membuat orang-orang bisa berkembang, from zero
to hero. Sedangkan mereka sendiri masih berkutat dengan kubangannya [sangkarnya],
from zero to zero forever.
Lihat saja
komentator makanan dari serial Double episode 09-10. Dia sendiri tidak bisa
membuat makanan yang enak. Restoran yang dia buka langsung bangkrut. Kritikus
makanan dalam Animasi Ratatouille juga sama. Dia hanya bisa berkomentar dan
memberikan kritik pada makanan yang sudah dia santap. Kasus ini berbeda pada
master chef. Namun terkadang ada juga juri tamu yang hanya bisa mendeteksi
ke-maknyuss-an dalam makanan.
Komentator pada
acara olah raga juga begitu. Lihat saja komentator sepak bola. ”Kurang ke kiri,
kurang bertenaga, terlalu jauh, terlalu kuat”, dan sebagainya. Mereka sendiri belum
tentu bisa bermain bola dengan benar. Mereka hanya bisa berkomentar. Sama
situasinya dengan olah raga bulu tangkis atau badminton. Komentar begitu deras
mengalir. Pemainnya sendiri belum tentu memperhatikan komentar yang mengalir
sederas peluh mereka.
Jadi, bisa
disimpulkan. Untuk menjadi komentator, kau tidak perlu menempuh jenjang
pendidikan doktor atau strata 3. Orang baka juga bisa menjadi komentator yang
pedas. Ingatlah kata Bung Mario. ”Orang bijak bisa lebih banyak belajar dari
orang bodoh, tetapi orang bodoh menolak belajar dari orang bijak”. Jadi,
bersyukurlah jika ada yang berkomentar untukmu. Artinya kau masih diperhatikan.
Masih ada yang memikirkan dirimu siang dan malam.
@ku sendiri suka
berkomentar, terutama di dunia maya. Itulah sebabnya blog ini lahir. Apa yang
mengusik pikiranku, akan @ku berikan komentar. Namun berbeda di dunia nyata.
@ku lebih suka menjadi karakter yang pendiam kerana komentar spontanku bisa
menusuk begitu dalam. Jleb, jleb gitu deh. Jadi, @ku membiasakan memikirkan
dengan matang apa yang akan @ku lontarkan dari mulut ini. Ada peribahasa ”lidah
tak bertulang”. Itu memang benar. Tajamnya lidah bisa menghasilkan perang besar
selama dua setengah hari [3 hari batasnya]. Mulut itu bagaikan singa. Jika dia
lepas kendali, akan ada seseorang yang terluka. Meskipun itu secara tidak di
sengaja.
Begitu juga dalam
dunia fansub. Ada saja komentar yang seolah-olah menempatkan mereka lebih jago
dari team yang melakukan subbing. Ya memang begitulah. Mereka-lah yang membuat
fansub itu hidup. Namun ada juga komentar yang mengada-ada [dari sudut pandang
fansub]. Misal ada yang meminta kata ”henshin” diubah [bukan dirubah] menjadi
”berubah”. Henshin adalah trade mark dari serial kamen rider sehingga kata itu
dipertahankan. Kata ”got it” juga menjadi trade mark dari salah satu serial
Ultraman. Jadi kata itu [menurut kami] perlu dipertahankan. Kata itu seperti
istilah ”86” dari sebuah acara komedi. Penulis sendiri masih tidak tahu apa
artinya ”86”.
Dalam serial
wizard, suara belt ”flame”, ”water” dan kawan kawannya juga tidak akan
ditranslete. Jika ditranslete, akan terjadi kerancuan pada otak seseorang.
Mengapa demikian? Belt atau driver yang diproduksi produsennya tidak akan
mengeluarkan bunyi ”api” dan ”air”. Ya, jadi agak aneh jika mengikuti perubahan
wujud Kamen rider OOO di channel ikan terbang.
Yang perlu
diingat, memberikan komentar juga harus jelas kerana ada kalanya orang yang
menerimanya salah tangkap. Bisa jadi hatinya sedang mendung bermuram durja atau
sedang berbunga-bunga kerana sudah menyandera sebuah hati. Antara efek yang
kacau dan lambatnya rilis bisa menjadi satu pemahaman jika yang membaca tidak
fokus. Jika efek kacau, mungkin bisa dijelaskan dimana kacaunya. Jika efeknya
diharapkan seperti TN dimana logo Cyclone dan Joker bergabung, itu terlalu
mainstream. Fansub juga punya ciri khas sendiri dalam memberikan efek. Kalau
ada contoh yang bagus, berikan contohnya, meskipun tidak dijamin akan diikuti.
Ada juga komentar
yang berisikan request. Ada yang minta font untuk dipamerkan pada
rekan-rekannya. Ada juga yang minta softsub, lengkap satu seri, 50 episode.
Buat apa coba? Ada juga yang minta sub versi movie. Mereka sudah punya RAWnya
jadi pasti malas jika download lagi.
Yang sudah pasti
adalah request serial lain. Kalau bisa, jangan request lanjutan serial Kabuto
dalam komentar serial Agito. Gak cucuk aja rasanya.
Sebenarnya masih
banyak enek-uneg yang bertumpuk. Namun ingus dari hidung ini begitu terasa
asinnya sehingga mengganggu pengetikan komentar. Jadi, @ku akhiri saja komentar
ini. Mohon maaf jika ada yang merasa terusik dengan adanya komentar ini.
Anggaplah ini sebagai pembelajaran bagi kita semua. Terima kasih sudah menyimak
komentar yang lezat ini. Mechadot aka Zet@ rider from WS undur diri.
Senin, 4 agustus
2014, 10.10 saat mendung mulai berkelana menemani serial Rhoma Irama di salah
satu channel...
Mengkritik yang membangun dengan tuturan bahasa santun dan bisa dipertanggungjawabkan itu yang sepertinya sulit ditemukan difansub Indonesia. Apakah para pengunjung fansub tsb kurang dewasa secara pemikiran atau memang belum dewasa dari segi umur??
ReplyDeleteIni kalau kita dibandingkan dengan fansub luar ya, para downloadernya tidak "memaksa" malahan ribuan kata penyemangat yang dilontarkan, entah itu lama atau cepat rilisannya.
ya begitulah, kita harus berjuang sendiri
ReplyDelete