Tragedi Serial Televisi
Anak jaman sekarang seharusnya lebih bersyukur. Kemajuan teknologi
membuat mereka bisa mengikuti informasi dengan cepat. Selain itu bisa disimpan
dalam bentuk digital. Pada zaman dahulu kala, saat aku masih kecil, kira-kira
umur 12 tahun. Saat itu sedang tayang salah satu serial super sentai di salah
satu teve swasta nasional, sebut saja namanya RCTI, nama sebenarnya. Saat itu
aku masih duduk di bangku SLTP dan belum mengenal istilah super sentai. Yang jelas
namanya adalah Star Ranger. Jadi aku asumsikan serial ini adalah saudara dekat
Power Ranger.
Serial ini tayang setiap Hari Minggu. Entah pukul berapa. Mungkin
sekitar pukul 10 WITA. Nah, Hari Minggu adalah hari dimana anak-anak dimanjakan
dengan tayangan bernuansa anak-anak. Mulai dari Doraemon hingga Star Ranger. Bisa
dipastikan, Televisi akan menjadi milik anak-anak pada Hari Minggu. Setiap Hari
Minggu, hatiku berdebar-debar menunggu serial Star Ranger ini. Tentu saja aku
penasaran dengan kelanjutan cerita dari Minggu lalu. Namun tidak setiap Hari
Minggu berubah menjadi keceriaan.
Ada kalanya detik-detik mendebarkan itu berubah menjadi
kesedihan dan kekesalan yang bercampur aduk. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya.
Misalnya, tiba-tiba serial ditiadakan kerana menayangkan pertandingan tinju
tingkat dunia secara langsung. Oh my God! Itu berati aku harus bersabar selama
satu minggu lagi untuk melihat kelanjutan serial yang tayang itu.
Bisa juga disebabkan ada acara lain yang ingin ditonton
oleh anggota keluarga lain. Misalnya ada Bapak yang ingin menonton acara sepak
bola atau semacamnya. Dalam hal ini beliau tidak akan mengalah pada anaknya. Saat
itu kadang aku merasa sedih. Selain tertinggal satu episode, aku juga harus
menunggu seminggu lagi untuk mengetahui cerita berikutnya.
Terkadang cuaca juga bisa menjadi kendala yang berarti. Misalnya
sedang terjadi hujan yang amat sangat deras sekali. Terjadinya menjelang serial
itu ditayangkan. Otomatis aku tidak bisa menonton teve kerana saat itu ada
mitos jika halilintar suka menyambar televisi yang menyala saat sedang hujan
deras. Yang tinggal di hati hanya rasa sedih yang tidak terhingga. Kerana jika
ditotal, sudah 3 minggu aku tidak menonton serial itu. Sakitnya tuh tidak
terlukiskan.
Akhirnya, minggu berikutnya datang dengan tenang. Tidak ada
perubahan jadwal acara. Tidak ada acara di stasiun lain yang bisa merusak kedamaian
channel utama. Dan cuaca begitu cerah hingga tidak mungkin ada hujan yang
turun. Waktu berjalan terasa begitu lambat. Berlalunya waktu dari Doraemon menuju
Star Ranger begitu terasa. Akhirnya serial dimulai. Lagu opening sudah selesai
diputar. Selingan iklan hampir berakhir. Judul episode itu sudah muncul. Hatikupun
berbunga-bunga. Tiba-tiba atau tetiba.... pett. LISTRIK MATI. Itu adalah
saat terburuk dalam sejarah menonton televisi.
Perasaan yang berbunga-bunga langsung hangus tak tersisa. Menunggu
di depan teve sambil berdoa agar listrik segera menyala. Jarum jam terus
berjalan. 5 menit. 10 menit. 15 menit. 20 menit. 25 menit. Listrik akhirnya
menyala. Yang tersisa hanyalah lagu penutup. Itulah yang membuatku mengalami
trauma mendalam hingga tidak sanggup lagi mengikuti serial di televisi. Selain hal
itu, iklan juga merusak sebuah acara. Bagaimana bisa porsi iklannya itu 50%
dari acaranya? Itu seperti nonton iklan saja. Kerana itulah, tak perlu lagi menonton
televisi. Cukup download dari youtube kerana bebas iklan 100%.
Anak Zaman sekarang mungkin tidak akan mengalami kesedihan
semacam itu. Mereka bisa mengajak orang tuanya ke pasar VCD [bajakan] dan
membeli serial yang sedang tayang di televisi. Jadi mereka bisa meng-khatamkan
serial itu sebelum tamat di teve. Bagi yang lebih canggih, mereka sudah bisa
mendownload serial yang sedang tayang di Jepang. Serial itu bisa saja tayang,
tapi 5 tahun lagi atau bisa juga tidak tayang di teve domestik.
Kesimpulannya, anda tidak perlu lagi menonton televisi. Jual
saja di situs penjualan online. Masa kejayaan televisi sudah lewat. Masa keemasannya
telah tergantikan oleh media sosial yang setia menemani dari kamar tidur hingga
kamar kecil. Sekali lagi, jangan menonton televisi. Itu hanya alat dari sang
penguasa untuk mengubah dan menanamkan doktrin yang mereka inginkan. Masyarakat
di setir oleh televisi. Mereka digiring oleh televisi sehingga menganggap apa
yang ada di teve adalah benar dan tidak masalah jika diikuti.
Zet.@ aka mechadot 17 Februari 2015 pukul 16.10 WITA.
No comments:
Post a Comment