Pada tahun ini, 2019 Masehi. Ada proyek perbaikan salah satu jembatan di Kota Pelaihari, Tanah Laut. Perbaikan ini dimulai sejak Bulan Juli dan direncanakan berakhir pada Bulan Desember 2019.
Sebelum perbaikan, kontraktor telah membuat jembatan sementara yang desas desusnya senilai X00 sampai X00 juta. Jadi mungkin hanya cukup untuk membuat satu jembatan darurat.
Pemerintah sudah menyiapkan jalur lain, yaitu jalur di perkebunan sawit
PTPN (berapa gitu) untuk jalur alternatif. Namun sayang sekali jalur
darurat ini tidak terlalu bersahabat dengan kendaraan bersasis rendah.
Bisa membahayakan perut mobil yang one pack, bukan six pack atau jenis
roti sobek lainnya.
Akhirnya banyak yang lebih memilih ikut
antrian buka tutup di jembatan darurat. Antrian ini menimbulkan fenomena
baru. Banyak bermunculan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan
minuman ringan untuk mengurangi kebosanan saat mengantri. Yang menjadi
masalah bukan penjualnya, melainkan pembelinya yang kebanyakan bisa
dipastikan adalah pengendara roda 4 atau lebih. Mereka membuang sampah
di sepanjang jalan sebelum jembatan bamban. Akhirnya mulai terlihat
onggokan sampah yang merana karena ditelantarkan oleh pemiliknya. Dan
itu bukan pertanda yang bagus. Kan aneh. Beli mobil mahal bisa, membeli
tempat sampah di dalam mobil kok tidak bisa. Dari situasi ini bisa
terlihat tren kenaikan jumlah sampah yang ada di sepanjang jalan
tersebut. Mungkin hingga Bulan Desember nanti, sampah yang ada bisa
untuk menguruk bekas galian tambang batu bara.
Meskipun sampah
itu kecil, bungkus minuman tebu atau bungkus kacang, tapi kalau yang
membuang orang se kabupaten, ya jadi banyak. Pepatah sedikit demi
sedikit lama lama menjadi bukit memang benar. Bisa jadi bukit sampah,
bahkan sebuah pulau sampah sudah mulai terbentuk di samudera nun jauh di
sana.
Antrian cujup panjang bisa terjadi pada akhir pekan.
Akhirnya, banyak status media sosial yang mengusung antrian di jembatan
ini. Jembatan darurat sepat mengalami kerusakan sehingga secara total
tidak bisa dilewati. Bagi kendaraan yang hanya punya dua roda patut
bersyukur karena tidak terlalu terkena imbas kemacetan ini. Mereka bisa
menerobos dengan leluasa di samping kiri kendaraan yang antri. Ya memang
selalu ada sisi negatif dan positifnya. Yang jadi masalah ketika yang
punya mobil ini memiliki misi menyelamatkan dunia. Apakah mereka akan
gagal menyelamatkan dunia hanya karena antrian di jembatan ini?
MECHADOT
Still onde plane
201910081642
No comments:
Post a Comment