Sunday, March 3, 2013

Bekantan In Danger

Pulau Kaget Diambang Duka



Saat mendengar kata Pulau Kaget, yang terlintas dalam pikiran masyarakat Kalimantan Selatan pastilah monyet Belanda atau yang secara umum disebut sebagai bekantan. Mengapa demikian? Bekantan bisa disebut sebagai artis dari Kalsel karena primata ini telah menjadi maskot kebanggaan provinsi. Pulau Kaget adalah salah satu dari beberapa habitat bekantan di Kalsel. Meski bukan satu-satunya habitat bekantan di Kalsel, kelestarian dari Pulau Kaget tidak boleh dinomorduakan. Akhir- akhir ini beredar kabar mengenai kerusakan di Pulau Kaget, yaitu kekeringan dan kematian pohin rambai. Kejadian ini bisa dikatakan masih misteri. Untuk melacak pelakunya, ikuti tinjauan singkat berikut ini.


Habitat bekantan di Pulau Kaget yang berupa pulau, bisa dikatakan cukup strategis. Beberapa habitat bekantan yang menyatu dengan wilayah manusia saat ini dalam kondisi terancam karena adanya aktivitas pengubahan fungsi lahan, baik menjadi pemukiman, pertambangan maupun menjadi kawasan industri. Misalnya bekantan di Kawasan Teluk Balikpapan, populasi mereka terancam karena pembangunan sekitar pesisir yang semakin giat dilakukan.  Pembangunan yang merajalela itu menyebabkan makanan utama bekantan, rambai laut, berkurang. Seorang peneliti bekantan lulusan Universitas Bohemea Selatan, Stan Lhota, memperkirakan jika keadaan ini terus berlanjut maka 10 tahun lagi bekantan akan punah di Teluk Balikpapan. Hal ini didasarkan perhitungan jumlah populasi yang semakin lama semakin menurun akibat berkurangnya makanan utama bekantan. Meski mereka bisa mencari makanan pengganti berupa mangrove, hal ini tidak akan bertahan lama karena mangrove juga tereliminasi dalam ajang pembangunan permukiman penduduk.

Selain letaknya yang strategis, Pulau Kaget juga dilindungi oleh UU sebagai cagar alam. Status pulau ini sebagai Cagar alam menyebabkan tidak boleh ada “perlakuan” oleh siapapun. Namun ternyata ada dualisme sisi karena wisatawan bisa menjelajah kawasan ini dengan leluasa. Keberadaan wisatawan secara tidak langsung bisa mengancam bekantan karena limbah yang tidak sengaja ditinggalkan atau karena tindakan yang tidak bersahabat. Bekantan adalah binatang pemalu dan tidak berani untuk mendekati manusia. Keberadaaan wisatawan bisa jadi mengganggu bekantan secara psikologis dan berimbas pada perkembangbiakannya.

Status kawasan ternyata memegang peranan penting. Pulau Sebuku yang juga habitat bekantan kini terancam kelestariannya. Hal ini disebabkan adanya aktivitas perusahaan tambang di pulau tersebut. Pertambangan telah menggusur habitat bekantan dan tentu saja secara otomatis populasi bekantan akan berkurang. Hal ini tidak boleh terjadi pada Pulau Kaget meski nanti (seandainya) di kemudian hari ditemukan intan sebesar gunung di dalam bumi Pulau Kaget.

Keberadaan Pulau kaget yang begitu strategis ternyata menyimpan potensi bahaya yang lebih besar. Pulau ini bisa selamat dari perbuatan manusia secara langsung namun ternyata ada dampak luar biasa dari aktivitas tidak langsung manusia. Lalu lintas laut yang membelah cagar alam bisa mengganggu tingkat ketenangan di habitat bekantan. Lokasi pemukiman yang dekat dengan cagar alam juga bisa memberikan ancaman secara tidak langsung pada bekantan.

Letak Pulau Kaget di Muara Sungai Barito ternyata benar-benar strategis. Strategis untuk pembinasaan secara perlahan namun pasti. Mengapa demikian? Muara sungai artinya tempat di mana air dari seluruh cabang sungai melakukan reuni. Saat jatuh dari langit yang tinggi, mereka hanya sendiri. Namun dalam perjalanannya, mereka membawa serta rekan-rekan yang tidak seharusnya meraka bawa. Mereka, air sungai, membawa limbah yang berasal dari industri yang mangkal di tepian sungai dan dari wilayah kota. Limbah juga bisa berasal dari arah laut, yaitu dari kapal-kapal yang sedang dalam masa penantian di Muara Barito. Limbah itu bisa berupa limbah cair, seperti oli, zat pewarna, limbah pabrik maupun berupa limbah padat yang hampir mencapai level abadi seperti plastik, kaca, besi, baterai dengan zat kimianya  dan kalangan logam lainnya.

Posisi pulau ini sebenarnya strategis. Namun keberadaannya di Muara Barito membuat pulau ini dikepung oleh armada limbah yang tangguh. Penumpukan limbah terjadi di sekitar pulau bahkan mungkin ada yg berhasil menerobos pertahanan pulau dan menjadi penghuni ilegal di wilayah Pulau Kaget. Limbah dalam spot inilah yang meracuni tanaman rambai. Rambai yang sudah menyerap racun tidak punya pilihan lain selain kematian. Keturunannyapun tidak memiliki harapan hidup jika bersikeras tumbuh di sana. Kematian pohon rambai dalam habitat bekantan tentu saja mengancam kelangsungan hidup bekantan. Jadi, sudah bisa ditebak siapa pelaku pembunuhan kawanan rambai ini. Manusia harus melakukan evaluasi diri dan introspeksi karena manusia adalah bagian dari lingkungan. Menolong lingkungan artinya menolong dirinya sendiri. Dan membahayakan lingkungan artinya juga akan membahayakan dirinya sendiri.

Sebagai penutup dari tulisan ringkas ini, jadilah manusia yang bijak pada lingkungan alam yang kita sebut sebagai Bumi ini. Jangan karena Bumi telah ditakdirkan akan hancur saat kiamat, kita tidak lagi merasa perlu melakukan penghijauan dan peremajaan. Kita tidak lagi merasa perlu merawat bumi bahkan kita malah mempercepat proses menuju kiamatnya bumi dengan alasan bumi ini sudah terlalu tua, jadi biarkanlah dia beristirahat dengan tenang.

Credit to Original Creatore, Z

Sumber Gambar Di sini


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...