Masa Taman Kanak-Kanak
Tak
terasa, time run so fast. Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti
hari. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun. Tahun berganti
windu. Windu berganti dekade. Dekade berganti abad. Abad berganti millenium. Sudah
saatnya aku memasuki dunia nyata, dunia sekolah, meskipun itu hanya Taman
Kanak-Kanak. Ternyata umurku sudah terlalu tua sehingga tidak bisa diterima
sebagai member kelas O kecil. Akhirnya aku resmi menjadi member O besar meski
hanya selama 6 bulan. Saat itu begitu menyenangkan. Ya, dunia anak-anak adalah
dunia bermain.
Aku bermain
sambil belajar. Ya, itu kalimat yang benar. Acara intinya adalah bermain, bukan
belajar sambil bermain. Bermain dengan kertas lipat, belajar melipat kertas dan
membuat berbagai macam bentuk sederhana yang menarik. Bernyanyi juga merupakan
acara utama yang begitu menyenangkan. Bernyanyi dengan riang gembira.
Hari pertama
adalah hari yang tidak terlupakan kerana aku meneteskan air mataku. Tentu saja
aku menangis kerana berada di dunia yang baru bagiku. Ibuku harus menjagaku
dari luar. Aku harus melihat beliau dari dalam kelas agar hatiku tenang.
Syukurlah kerana peristiwa itu tidak berlangsung terlalu lama hingga akhirnya
aku bisa tinggal di kelas tanpa ada yang menunggu di luar kelas.
Jaman telah
berganti dari orde lama menjadi orde baru hingga jaman reformasi dan millenium
kedua. Kehidupan di dunia taman kanak-kanak yang dulu kurasakan tidak lagi
dirasakan anak-anak masa kini. Mereka harus belajar sambil bermain. Mereka
belajar membaca, menulis dan berhitung sejak masuk ke TK. Iba sekali rasanya
melihat anak-anak itu. Mengapa? Kerana ada ujian baca/tulis untuk masuk ke
kelas 1 Sekolah Dasar. Selain itu, tas mereka dipenuhi buku-buku panduan cetak
dan LKS yang semakin lama semakin berat. Setelah pulang sekolah, mereka
diharuskan mengikuti berbagai macam les yang sudah pasti melelahkan. Mereka hidup
sesuai keinginan orang tuanya. Agar orang tuanya tidak malu saat berkumpul
dengan orang tua yang lain. Mereka mengorbankan anaknya agar bisa berbangga
dalam sebuah komunitas. Anak mereka telah kehilangan waktu bermain sehingga bisa
menjadikan mereka orang dewasa yang tidak bahagia pada masa kecilnya.
Otak mereka
dipacu lebih cepat sebelum waktunya tiba. Yang ditakutkan, yang di khawatirkan
dan yang dicemaskan adalah efek sampingnya. Otak yang terlalu cepat
”dimekarkan” kemungkinan bisa jadi ”layu” lebih cepat. Ya, begitulah salah satu
efek perkembangan jaman yang tidak terkendali. Yang seharusnya ditanamkan pada
masa anak-anak adalah nilai kejujuran, kesadaran sosial dan nilai kemanusiaan
yang akan sangat penting pada saat mereka dewasa. Pembelajaran itu lebih sulit
dari pada sekedar membaca, menulis dan menghitung.
Zet.@ 15 Feb
2014, Disempurnakan pada 16 feb 2015.
Sumber Gambar
No comments:
Post a Comment