Sejarah Masa
Silam
Ini adalah tahun
di mana @ku menjalani masa sekolah di TK, taman kanak-kanak. Entah kenapa, @ku
langsung dijebloskan ke kelas nol besar, mungkin kerana umur yang sudah
melampaui batas. Saat itu, komunitas PAUD belum ada, bahkan mungkin paduan kata
itu belum tercipta. Bersyukurlah anak-anak yang tidak mengenal PAUD pada masa
kecilnya.
TK itu terletak
di Propinsi Kasela, kalau tidak salah di Kabupaten Marabahan. Lokalisasi persisnya
tidak ingat lagi. Yang jelas, ada peraturan khusus di sana. Yaitu melepas
sepatu jika sedang belajar di dalam kelas. Saat itu, @ku belum mengetahui trik
dan tips melepas sepatu tanpa membuka simpul ikatan sepatu. Alhasil,
menangislah @ku sepanjang jalan pulang sambil membawa sepatu di tangan. Saat itu
@ku belum mengusai jurus mengikat tali sepatu dengan simpul. Bahkan Mengikat tanpa
simpul juga tidak bisa.
Ternyata ada
orang yang miris melihat kondisiku yang begitu menyedihkan. Diantarlah @ku
hingga ke rumah. Ternyata di jalan, kami berpapasan dengan Bapak yang ingin
menjemput di sekolah. Namun kejadian itu terlalu cepat hingga @ku tidak sempat
[mungkin tidak bisa] memanggil beliau. Alhasil, sesampainya di rumah, mendapat
marahlah @ku dari bapakku yang sampai di
rumah setelah ke sekalah dan tidak menemukan @ku di sana. Setelah itu, @ku
menjalani diklat yang bertubi-tubi hingga aku bisa membuat simpul ikatan sepatu
sendiri. Jadi penasaran, apakah pada masa itu sudah ada sepatu yang tidak
memerlukan tali agar bisa kuat melekat di kaki.
Pada masa ini
juga @ku mengalami sebuah kecelakaan, yaitu tertusuk paku kerana di wilayah
sekitar sedang terjadi pembangunan bangunan kayu yang bertubi-tubi. Kerana itu
memory yang buruk, @ku tidak ingat lagi apakah paku itu menembus telapak kaki
atau tidak. Yang jelas, sakit sekali rasanya. Itulah sekelumit kisah masa lalu
yang masih terngiang-ngiang dipelupuk mata ini.
24 Juli 2014,
10.49 sembari menghitung detik-detik liburan yang akan tiba.
No comments:
Post a Comment