Sunday, April 6, 2014

Untold Tale


Sebuah Cerita Dari Negeri Dongeng

Ohayou gozaimasu, minna-san! Selamat pagi semua. Konnichiwa and konbanwa, its up to you tergantung time when you open/view this uncertain pages. Sebenarnya tulisan ini berada diluar agenda resmi kerana @ku sudah mulai kembali ke dunia nyata, the real sekai. Yang kemarin itu yang pertama dan yang paling utama. Namun ternyata berdua itu lebih baik daripada sendiri. Mungkin secuil sekuel ini tidak terlalu berarti kerana yang paling keren selalu yang pertama. Baiklah, @ku mulai kembali pada hari pertama di istana baja-mudik bejebe.


Setelah semua calon peserta tiba, yang paling awal dilakukan adalah pembagian kelas, menjadi alfa dan beta. 50P + 15B + 15B tebagi rata dalam 2 kelas. Para pembesar, para pengurus dan para petinggi juga sudah terdeteksi. Pada saat pembagian kamar, @ku berharap tidak sekamar dengan orang yang sudah ku kenal. Mengapa demikian? Kalau sudah kenal kan gak asyik lagi tho? Ternyata harapan menjadi kenyataan. Pembagian kamar terjadi secara acak dan random sehingga ada yang beruntung kerana ada Air-Conditioner di kamarnya. Ada juga yang lucky kerana ada kipas angin di kamarnya (entah bisa menyala atau tidak). Kalau tidak salah, cewek itu berempat satu kamar sedangkan cowok berdua satu kamar.

Setelah pembagian kamar selesai, semua peserta purajabu menyebar menuju kamar masing-masing. Barang-barang mulai dirapikan. Terjadi perpindahan pakaian dari tas koper menuju lemari. Sekonyong-konyong, ada panggilan untuk seluruh peserta. Mereka diminta berkumpul dengan semua barang bawaan mereka. Ada informasi jika terjadi pemindahan TKP dan saat itu sedang menunggu truk sebagai alat transportnya. Tentu saja para peserta gelisah. Ternyata ada seorang nakama yang begitu tenang menghadapi ujian (mental) ini. Usut punya usut, ternyata beliau memiliki seorang mata-mata, bisa dibilang, seorang intel di dalam baja-mudik. Pantas saja dia begitu tenang dan tidak terpengaruh sama sekali oleh aura kegelisahan peserta lainnya. Beliau berada satu langkah di depan.


Sembari menunggu truknya badatang, terjadi kegiatan pemeriksaan isi tas oleh panitia. Inspeksi mendadak yang (tentunya) sudah direncanakan. Nakama yang punya intel tadi memberikan wejangan.”Pasang saja wajahmu yang biasanya, jangan gugup dan grogi”. Baiklah kalau begitu. @ku membuka folder memory dan mereview kegiatan saat @ku menjadi anggota theater CL4551C Smansa bejebe. Ternyata pengalaman sebagai anggota theater cukup berguna. Wajah tenangku berhasil dipasang. Tapi tunggu dulu! Mengapa @ku harus repot? Padahal @ku tidak membawa narkoba atau barang terlarang lainnya. Usut punya usut, ternyata kerepotan itu Cuma iseng.

Hasil penggeledahan menemukan beberapa barbuk yang wajar. Ada obat-obatan umum seperti paracetamol, ada juga jenis jamu-jamuan, entah itu jamu kuat apa jamu lemah, penulis belum melakukan konfirmasi. Ada juga yang membawa seikat rambutan, beberapa bungkus jajanan, serta beberapa barang unik lainnya yang menurut panitia tidak diperlukan di TKP. Dari dalam tas @ku sendiri, panitia mengamankan sebuah gunting biru. Sayonara guntingku!! Gunting bersejarah yang telah menemaniku selama puluhan tahun. Saat ini keberadaannya masih misteri, mungkin di salah satu rak baja-mudik.


Setelah acara razia selesai, para peserta kembali ke barak. Pemindahan TKP dibatalkan. Dua orang atau lebih yang berintegrasi dalam satu kamar memunculkan kejadian-kejadian yang wajar, tentu saja. Cara tidur yang berbeda adalah tantangan yang harus disikapi dengan bijak. Ada yang terbiasa dengan lampu menyala (tidur dalam keterangan) namun ada juga yang terbiasa tidur dalam kegelapan. Jadi, win-win solution yang mungkin ditawarkan adalah penggunaan lampu remang-remang seperti lampu jalanan. Tidur dalam kegelapan dapat menimbulkan terjadinya benturan antara batok kepala dengan dinding. Hal konyol ini pernah di alami penulis saat merantau di pulau seberang.

Ada atau tidaknya sumber angin juga membawa pengaruh pada penghuni kamar. Seorang nakama harus melepaskan bajunya saat akan tidur kerana kelembapan dalam udara begitu tipis. Beliau terus gelisah di atas kasur. Kasur empuk yang enak dan nyaman itu tidak bisa mengusir rasa gerah yang menyelimuti tubuhnya. Tangannya tidak berhenti mengipaskan map merah sebagai pengganti kipas angin. Setelah berjuang memanggil sang tidur selama berjam-jam, akhirnya beliau menyerah. Beliau bergerak turun dari pembaringan dan merebahkan tubuhnya di atas lantai yang dingin. Berguling ke kanan dan ke kiri dengan harapan bisa mengusir rasa gerahnya. Usaha itu tidak sia-sia. Beliau berhasil menghimpun hawa dingin sehingga bisa take off ke alam mimpi.

Pada malam berikutnya, beliau sudah bisa beradaptasi dengan gerahnya udara malam. Beliau tidak perlu lagi berguling-guling di lantai. Namun map merah miliknya semakin kusut kerana menjadi ganti kipas angin. Dia sukses tertidur hanya berbekal selembar map merah. Syukurnya beliau tidak lagi berkipas ria. Ada sebuah kasus dimana seseorang yang sudah tertidur masih saja menggerakkan kipasnya. Nakama sekamarnya tentu saja bingung. Bagaimana bisa dia tertidur sambil terus mengipas-ngipaskan kipas di tangannya. Ada juga yang tertidur di kelas sambil menulis sesuatu. Keren sekali itu.

Kebiasaan saat tidur juga beraneka ragam. Ada yang tidur sambil memegang hape. Posenya seperti sedang chatting dengan seseorang. Saat sang teman sekamar memanggil, dia diam saja. Ternyata beliau sedang tidur. Super sekali. Di lokasi lain, ada nakama yang tidur sambil mengusap-usap betis rekannya. Sepertinya beliau masih teringat kejadian malam sebelumnya di rumah. Nakama yang betisnya dielus-elus itu tentu saja kaget. Syukurnya yang melakukan tindakan tersensor itu masih dalam satu gender.

Sebenarnya, malam itu @ku sedikit gelisah sebelum tidur. Pasalnya, dari beberapa narasumber, beredar issue adanya acara penggerebekan tengah malam. Apa boleh buat. Rasa itu harus disingkirkan kerana @ku tidak akan bisa tidur jika ada sesuatu yang dipikirkan. Jadi pasrah saja. Jika ada penggrebekan tengah malam dan hanya sempat memakai kolor saat baris, ya @ku ora popo. Syukurlah, ternyata kejadian yang ditakutkan itu tidak terjadi.

Kegiatan pada hari berikutnya diawali dengan mengantri. Antri di depan WC dan kamar mandi. Perubahan jadwal itu terkadang mengganggu jadwal pooping yang sudah terjadwal. Setelah melakukan panggilan alam dan mandi, para peserta bersiap, berpakaian rapi menuju titik nadir. Mereka berkumpul, berbaris untuk menuju tujuan berikutnya. Setelah lengkap, mereka melakukan drive yaitu ruang makan. Proses ini dilanjutkan dengan strive, yaitu bergerak dengan rapi. Dalam pergerakannya, terjadi tindakan thrive yaitu mempercepat langkah kaki seiring meningkatnya asam lambung. Setelah beberapa ribu detik, proses terakhir yang dialami adalah arrive.

Makan pagi di hari kedua dimulai. Dua hari pertama adalah masa orientasi. Masa dimana peserta dikenalkan dengan lingkungan sekitar. Paling tidak, mereka tidak tersesat saat tercecer dari barisannya. Paling tidak, mereka tidak mengecewakan level pendidikan mereka. Mengapa? Pada beberapa kasus, ada orang yang selalu menghubungkan tindakan seseorang dengan tingkat pendidikannya. ”Sudah sarjana, kok mengukur tanah saja tidak bisa? Sudah sarjana kok masih takut ke WC sendirian (pada malam hari yang sunyi)? Sudah sarjana kok belum tau cara naik lift? Sudah sarjana kok tidak bisa tertib saat makan? Sudah sarjana kok susah di ajak berdisiplin? Sudah sarjana kok masih bingung menentukan pilihan saat PEMILU? Sudah sarjana kok tidak bisa buat RPP? Sudah sarjana kok tidak tau cara download/unggah? Sudah sarjana kok tidak bisa mengoperasikan komputer? Sudah sarjana kok masih perlu diteriaki? Sudah sarjana kok masih percaya sama peramal? Sudah sarjana kok masih percaya dengan shio/zodiak? Sudah sarjana kok tidak bisa berpidato di depan umum? Sudah sarjana kok masih buang sampah sembarangan? Sudah sarjana kok tidak bisa mengupas telur dalam 10 detik? Sudah magister kok masih tengak tengok saat ujian? Sudah magister kok masih suka korupsi? Sudah professor kok masih suka copas? Sama seperti sopir yang sudah punya SIM C, SIM B dan SIM C. Sudah punya 3 macam SIM namun masih suka menyalakan lampu hazard saat berjalan lurus di perempatan”.  Masih banyak contoh lainnya namun sepertinya tulisan ini mulai bergulir out of the box. Yang jelas, level pendidikan bukanlah jaminan. Yang menjadi ukuran adalah level integritas dan KARAKTER.

Kasus heningnya WC pada malam hari ternyata benar. Ada beberapa nakama wanita yang rela menahan pipisnya hingga ada nakama lain yang bangun. Ketakutan itu sepertinya efek overdosis menonton film horror sebelum tidur. Dari salah seorang nama pria, beliau berujar, meskipun memiliki selang yang cukup panjang, beliau tidak akan bisa menahan rasa itu. Jika sudah kebelet, mau tidak mau beliau harus menuju WC meskipun saat itu tengah malam atau sudah dinihari. Jika hal itu tidak dilakukan, beliau tidak akan bisa kembali ke alam mimpi. Rasa takut itu memang ada namun janganlah rasa takut itu membutakan keberanian yang anda miliki. Thats his simple advice.
                                                                                         
                                              
Kegiatan pada hari kedua berfokus pada upacara pembukaan. Satu persatu tokoh upacara pembukaan dipilih. Test drive dilakukan. Jikalau belum ditemukan chemistrynya, pelakunya diganti lagi. Latihan terus diulang demi hasil terbaik. Adanya latihan ini memberikan sebuah kata yang belum pernah @ku dengar sebelumnya, DUDUK SIAP... GERAK!! Latihan terus dilakukan hingga gladi bersih pada malam harinya. Semuanya berdo’a untuk hasil terbaik kerana issuenya, akan ada liputan dari stasiun TV lokal. Wah, sepertinya seru! Bisa masuk teve.

Hari yang ditunggu akhirya tiba. Upacara pembukaan berhasil dilakukan dengan sukses meskipun ada beberapa orang peserta yang tertangkap basah sedang mengantuk. Yang membuat panitia terkagum-kagum adalah wajah kami yang begitu tegang dan kaku saat upacara berlangsung. Terlihat seperti tidak bernapas. Macam mana pula itu. @kupun tak menyadarinya. Upacara benar-benar diliput kerana ada seseorang yang tidak dikenal berkeliaran dengan membawa benda yang mirip kamera. Ternyata ada nakama diluar baja-mudik yang menyaksikan tayangan itu. sayang sekali, kami sebagai pelaku utama tidak bisa menyaksikannya. Tidak ada siaran ulangnya juga. Bahkan, tidak muncul batang hidung kami di koran hari berikutnya. Super sekali rasanya. Unbelievable...09 April 2014

Pada malam harinya, jadwal yang akan dijalani adalah hypno terapi. Saat mendengar kata hipnotis, yang muncul seketika adalah acara gaje di teve yang menggunakan hipnotis/relaksasi sebagai daya tariknya. Ada beberapa nakama yang berniat memanfaatkan waktu tersebut dengan baik. Untuk apa? Tentu saja untuk tidur kerana sudah lelah beraktivitas dalam sehari. Saat acara dimulai, narasumber memberikan beberapa klarifikasi. Ternyata benar. Acara gaje di teve itu tidak sepenuhnya benar. Hanya sekitar 25% yang mungkin benar, sisanya adalah settingan yang bisa menaikkan rating acara. Jika hal itu 100% benar, maka tidak perlu repot ada sidang dan meja hijau. Cukup panggil ahli nujum yang bisa hipnotis maka semua kasus korupsi yang pelik-ruwet-gaje akan terungkap dengan jelas.

Acara dimulai. Ada beberapa narasumber. Setelah memberikan beberapa wejangan pembuka, inti acara akhirnya dimulai. Para peserta diminta memejamkan mata sambil mendengarkan suara yang bisa didengar. Suara itu menimbulkan imajinasi yang berbeda-beda pada peserta. @ku sendiri sempat kehilangan kontak dengan suara itu kerana ulah Mr. Sleepy. 10 April 2014
Syukurnya, sebelum acara inti berakhir, kesadaran @ku sudah kembali. Naratornya berganti sebelum para peserta diminta membuka mata. Acara inti berakhir. Ternyata masih ada yang menutup matanya. Khusyuk sekali dia. Ternyata dia benar-benar tertidur. Pulas kerana dia berhasil memanggil gelombang delta dengan otaknya. Perlu bantuan seorang nakama untuk menyadarkannya.
                                                                                        
                               
Materi yang akan dilahap pada Hari pertama adalah dinamika kelompok. Dengan materi ini diharapkan para peserta bisa saling kenal dengan cepat. Metode yang digunakan cukup sukses kerana bisa mempercepat perkenalan antar nakama. Namun bagiku, mencocokkan 35 wajah dan namanya itu tidak bisa dalam waktu satu hari. Mengapa? Saat kali pertama melihat mereka, wajah mereka sepertinya mirip, tidak peduli pria atau wanita. Hal itu terjadi begitu jelas saat ketua Zenato terlihat seperti rekan sekamar. Tengsin dah...

Acara pada siang-sore akhirnya berakhir. Pada malam harinya, tugas yang diberikan adalah membuat rangkuman untuk mata pelajaran pada hari berikutnya. Ternyata ada sebuah trik dalam membuat resume, yaitu meringkas rangkuman pada tiap bab. Super sekali. Sambil meresume, @ku merecall kembali nama dan wajah para nakama dalam otakku. Kemiripan wajah itu terjadi selama beberapa hari hingga akhirnya @ku berhasil menginventarisir dalam folder yang benar. Beberapa hari pertama memang terasa (begitu) berat (sekali), kurang lebih 1 ton beratnya. Namun, dengan bergulirnya waktu, disiplinisasi yang diterapkan di TKP tidak lagi menjadi suatu beban yang berat, melainkan menjadi pemicu semangat. Yang penting bisa makan teratur dan pooping teratur, @ku ora popo.

Setelah tampuk kepemimpinan Zenato dibentuk, badan zenato yang terdiri dari sexy-sexy juga dibentuk dari 2 kelas, alfa dan beta. Satu persatu sexy dibentuk dengan pemungutan suara. @ku mengincar sexy dokumentasi agar bisa menjalankan beberapa modus yang sudah kupersiapkan sebelumnya. Syukurlah, ternyata Tuhan tidak mengijinkanku menjadi sexy itu kerana modus yang sudah terencana itu terlalu danger jika direalisasikan menjadi kenyataan.

Setiap malam, ada acara apel malam sebelum kegiatan tidur. Entah mengapa, begitu @ku memilih menjadi menjadi pemimpin apel, cuaca begitu suram, mendung dan penuh dengan halilintar yang menggelegar. Kuku kakiku kukakukan agar hilang rasa kesemutan yang menjalar. @ku tidak lagi ingat apa yang harusnya kulakukan. Dua minggu kemudian, saat @ku ditunjuk menjadi pemimpin barisan untuk upacara bendera, @ku medengar sebuah kata yang sudah lama tidak kudengar. Kata itu muncul ke permukaan saat @ku mampir ke sebuah klub paskibra. Oh, sepertinya @ku tidak cocok berada dalam klub itu. Kata itu mungkin salah satu penyebabnya. Dalam hidup, kadang kita harus mengetahui kapan saatnya kita harus menyerah. Am I right? Pantang menyerah itu memang motto yang bagus, super sekali namun kita juga harus sadar kapan kita harus mundur dan menyerah. Its hard to fight both fate and destiny.

Kata itu muncul lagi setelah terkubur (dan kukubur) begitu dalam. ”Cempreng”. Thats the keyword. @ku sih tidak begitu mengerti apa definisinya kerana @ku tidak bisa mendengar suaraku sendiri saat tone itu terjadi. Whatever lah. Yang jelas, upacara bendera berakhir dengan mendulang kesuksesan. Yang teringat saat itu adalah cerita tentang seorang pegawai tingkat bawah yang bekerja dengan ikhlas sepenuh hati meskipun berada di wilayah pelosok yang tidak terjangkau oleh mesin pencari google. Beliau mengumpulkan data dengan baik hingga akhirnya beguna pada saat yang penting bin genting. Pengabdian beliau yang sepenuh hati itu akhirnya berhasil membawa beliau pada tingkatan karir yang cukup tinggi (mungkin tertinggi).

Jadi, nakamaku semua, bekerjalah dengan ikhlas dan sepenuh hatimu kerana seremeh apapun pekerjaanmu, jika dikau melakukannya dengan sungguh-sungguh, tidak ada yang tidak mungkin. Tukang bubur saja bisa naik haji. Meskipun yang dikau kerjakan itu begitu remeh dimata orang lain, yakinlah jika dikau akan sukses jika bersungguh-sungguh dengan hal yang remeh itu. Oo.. out of the box....

Saat latihan upacara bendera, ada insiden kecil terjadi dalam kelompok paduan suara. Panitia meminta salah seorang anggota untuk keluar dari rombongan dan melakukan tugasnya sebagai sexy doc. Member yang diminta merasa bingung. Tidak berapa lama kemudian, seseorang yang mirip melewati tempat itu. Ternyata panitia mengalami salah persepsi. Wajah kedua orang itu memang mirip jika dilihat sekilas. Pantas saja panitia bisa terkecoh.

Ada beberapa kejadian yang menghebohkan di istana baja-mudik, yaitu munculnya suara suara tidak dikenal... maaf, bukan itu. Terjadinya miss komunikasi antara zenato dan warganya. Di asrama pria, zenato mengumumkan penggunaan baju bebas rapi untuk makan malam dan kegiatan selanjutnya. Beberapa nakama pria yang sudah berkostum putih/hitam segera mengganti pakaiannya. Zenato mengunjungi markas wanita untuk mengkonfirmasikan hal itu. Ternyata, para nakama wanita sudah berkostum putih/hitam. Jadi, anda pasti sudah bisa menebak kelanjutannya. Taulah gimana mereka itu. Zenato langsung kabur kembali ke markas pria dan meralat pengumuman sebelumnya. Kostum yang harus digunakan adalah putih/hitam. Para nakama berbaju bebas rapi yang sebelumnya sudah berkostum putih/hitam rapi hanya bisa tersenyum kecut sembari mengganti kembali kostumnya.

Kejadian yang mengecutkan senyum berikutnya terjadi saat pesiar pagi keluar istana, yaitu menyusuri jalan perkampungan dengan berjalan kaki yang mitosnya sepanjang 5 km. Yang menjadi korban adalah dua orang sexy keamanan dari kelas alfa. Tugas keamanan seharusnya mengamankan makanan enak dan mengamankan hati nakamanya agar tidak berpindah ke lain hati. Ternyata mereka berdua yang seharusnya mengamankan jalur migrasi rombongan, malah sibuk dalam dunia mereka sendiri. Mereka berdua berjalan di depan dengan jarak yang cukup jauh dari rombongan kafilah. Pengasuh sebagai nahkoda utama membelokkan rombongan pada sebuah persimpangan tanpa sepengetahuan dua orang security yang bersangkutan. Untungnya mereka berdua menoleh kebelakang meskipun sudah terhitung telat. Sepertinya cukup tengsin mereka. Mereka kembali bergabung dengan rombongan. Kejadian semacam itu hampir terulang untuk kali kedua saat rombongan hampir kembali ke istana. Mantab banget dah jebakannya.

Setelah pesiar pagi selesai, kegiatan selanjutnya adalah makan pagi. Singkat cerita, makan pagi usai dilanjutkan dengan acara pembersihan dari kuman dan bakteri. Setelah rapi dan bersepatu, semua berbaris dalam rangka upacara. Saat upacara itulah terjadi kehebohan kerana pengasuh meminta kunci kamar dari para peserta. Sudah bisa ditebak, akan terjadi inspeksi mendadak. Pada saat inspeksi pertama, peserta yang terjaring tidak terlalu banyak sehingga keberadaan mereka terlupakan seiring waktu. Mungkin itu sebabnya pada saat inspeksi kedua, jumlah peserta yang terjaring operasi meningkat dengan pesat. Sebagai konsekuensi, mereka harus membawa pakaian/benda mereka yang berserakan di kamar ke dalam ruang kelas saat meresume. Yang membuktikan kekompakan rombongan adalah dua pimpinan kelas yang bertugas pada hari itu. Mereka berasal dari sexy yang sama. Memakai kaos dengan warna yang sama, merah yang berarti berani dan membawa perabot yang sama, handuk. OMG, sudah janjian nih sepertinya.

Pada suatu hari, pada suatu mata pelajaran, ada tugas memburu tanda tangan orang yang sesuai dengan kriteria formulir. Untuk tokoh yang pernah pergi ke luar negeri, hanya ada satu target, sang fasilitator. Untuk yang kesulitan berpidato, ada beberapa pilihan. Untuk yang tidak takut berpidato, ada beberapa pilihan juga. Anehnya, untuk yang bisa berbahasa asing, mengapa mereka sebagian dari mereka menatap ke arahku? Mereka terlalu banyak berharap padaku yang belum seberapa ini. Bukankah mereka juga bisa berbahasa Inggris, Jawa, Purwokerto, Barabai, Banjar? Itu termasuk bahasa Asing. Selain bahasa asing yang familiar itu, ada juga yang bisa berbicara bahasa Arab, yang suka comal comel di kelas.

Kisah mengharukan datang dari nakama yang pernah mengalami ujian hidup yang menyangkut masalah jiwa dan raga. Ceritanya terlalu panjang jika di hampar di halaman ini. Yang jelas, ada cerita bentrokan yang tidak disadari oleh pelakunya sendiri. Ada juga cerita bentrokan antara kendaraan R2 dan binatang R4 yang bisa membuat hati para pendengarnya menjadi chennal chennul tidak karuan...

Dalam materi team building, ada permainan yang cukup merepotkan, yaitu lingkaran BESAR dan lingkaran kecil. Seluruh member membentuk lingkaran dan mengubah formasi menurut perintah berikutnya. MODIS untuk formasi perseorangan. DUET untuk formasi ganda. TRAP VICK LIKE untuk formasi trio yang membentuk lampu lalu lintas. MAWAR untuk formasi empat orang yang bisa mekar dan menguncup. MENARA untuk formasi mawar ditambah satu member ditengah. DAYUNG untuk formasi enam orang. NOTE: maaf  jika ada perintah yang salah. Mohon koreksinya. Untuk perintah trio, tentu saja ada kesulitan mengingat jumlah peserta genap 40 orang. Pasti akan ada member yang tersisa. Syukurlah ada seorang jenius yang memanfaatkan statusnya sebagai sexy doc. Saat dia bisa membentuk formasi, dia akan ikut dalam formasi. Namun saat perintah trio, dia melakukan disintegrasi dan bertindak sebagai sexy doc. Hak vetonya ini begitu keren sehingga fasilitator tidak bisa memberikan sanksi yang seharusnya diberikan pada member yang tidak bisa membentuk formasi.

Materi terakhir yang bisa diceritakan adalah kemampuan berpidato. Materi ini berkenaan dengan pertanyaan out of the box pada paragraf di atas. Yang menjadi sukarelawan pertama adalah salah satu tokoh sepuh ternama di istana. Setelah maju ke depan (tidak ada maju ke belakang, ya?), beliau membetulkan celananya. Entahlah, apakah itu memang suatu kebutuhan atau hanya sebuah cara menghilangkan kegugupan. Penulis percaya itu hanya gesture untuk memancing perhatian. Pokok pidato beliau begitu mengena pada target sasaran sehingga fasilitator jadi salah tingkah.

Ada juga nakama yang menceritakan kehidupannya di masa lalu (masa kecil). Cara yang dilakukan ayahnya dalam mendidik beliau sebagai seorang anak perempuan. Saat itu beliau ingin menonton sebuah pertunjukan di depan rumah. Ayah beliau tidak menginjinkan dan hanya mengambillkan sebuah kursi buat anak tercintanya itu. Alhasil, beliau hanya bisa menonton pentas seni itu dari balik jendela. Sekarang beliau mengetahui sebab mengapa ayahnya berbuat seperti itu.

Ada juga nakama yang menceritakan rasa mindernya kerana merasa begitu sepuh diantara nakama lainnya yang masih fresh kerana baru dikeluarkan dari oven. @ku juga sebenarnya merasa minder saat bertemu dengan nakama-nakama yang luar biasa seperti mereka. We are nothing more than dust in this ununlimited unverse.

Ada juga Cerita tentang ayah dari nakama yang lain. Didikan yang diberikan pada beliau begitu keras meski beliau adalah anak bungsu. Saat anak-anak yang lain bermain bergembira ria, beliau harus berkutat dengan buku pelajaran. Beliau bahkan harus menjadi peringkat kelas demi sebuah robot MEGAZORD (IMO). Namun ternyata Tuhan belum mengijinkan beliau untuk memiliki miniatur robot raksasa ini. Setelah beliau beranjak dewasa, beliau mulai menyadari manfaat didikan ayah beliau yang keras/tegas itu. Intinya, meskipun cara orang tua berbeda dalam mendidik anaknya, semua itu bermuara pada kebaikan sang anak. Kakoi janai ka? Keren bukan? Thats really cool conclusion.

Saat materi itu disampaikan, @ku sudah membuat rancangan pidato jika sewaktu-waktu menjadi target. @ku ingin menceritakan sebuah dongeng sederhana sebagai seorang subber. Ternyata kerana satu dan lain hal, keinginan itu tidak terwujud. Biarlah goresan pena pendongeng ini hanya menjadi coretan-coretan yang mewarnai blog yang gaje ini. Sebenarnya @ku juga ingin membagikan sebuah dongeng. Dongeng yang tidak kunjung usai kerana kesibukan dunia nyata. Namun @ku tidak akan melupakan mimpiku itu. Ore no yume. I will reach that dream. Mengapa demikian? Because its my dream, only I who can reach that dream.

Satu hal lagi, kebiasaan para nakama saat berada di aula istana. Awalnya mereka duduk dengan rapi dan teratur. Namun jika tokoh utama tidak kunjung muncul, satu persatu member melepaskan diri dari rombongan dan berkumpul di suatu lokasi, yaitu tempat berdirinya portable AC. Satu-persatu berkumpul membentuk koloni baru. Jumlah anggota koloni itu terbatas kerana daya jangkau AC terbatas. Entah cuaca sedang cerah atau galau, lokasi AC adalah lokasi yang difavoritkan para peserta. Di dalam kelas juga demikian. Posisi yang terjangkau sejuknya AC selalu menjadi rebutan. Mereka rela duduk berhadapan dengan fasilitator demi merasakan sejuknya udara dari AC. Di lokasi lain, tempat duduk dalam aula, member lainnya juga sibuk berfoto, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan koloninya. Jika ingin berfoto, maka harus cepat kerana dalam hitungan detik, jumlah koloni yang akan difoto pasti akan bertambah. 


Baiklah, sekiranya ini saja yang dapat @ku paparkan. Jika ada yang berharap kelanjutan cerita ini, percayalah, ini adalah seri terahir dari purajabu. Jika ada yang bilang tulisan iseng ini keren, percayalah, thats too much for me to handle. Kalian lah yang keren. Mengapa? Kerana hanya orang-orang kerenlah yang bisa mengerti dan memahami coretan gaje bin lebay ini. Kalimat terakhir yang bisa ditulis adalah Anda semua luar biasa kerana telah memberikan inspirasi pada penulis. Sebagai tambahan dan catatan, cerita ini hanyalah bisa dikonsumsi kalangan terbatas. Maaf jika ada kesalahan kerana penyimpangan fakta yang tidak sesuai dengan realita. 11 April 2014



2 comments:

  1. Nice share, suweer!!
    Fasilitator jadi salting itu cuman gesture utk memancing suasana lebih friendly yaaaa...... :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...