Saturday, April 5, 2014

Forbidden Story



UnWritten History

Ini hanya secuil catatan kaki dari tangan yang iseng. Ini hanya sekelumit kisah dari masa lalu yang indah namun tidak seorangpun yang ingin mengulanginya. Maaf jika ada penyimpangan cerita kerana ini hanyalah fiktif belaka, hu ha... asik asik Jozz!! Legenda ini dikreasikan oleh seseorang, inisial WI.


Hal ini terjadi sekitar sebulan yang lalu, persisnya pada Maret tertanggal 09. Terjadi pengerahan sekelumit massa di baja-mudik bejebe dalam acara purajabu. Aku berkumpul dengan orang-orang yang 90% tidak aku kenal sama sekali. Syukurnya ada beberapa yang aku kenal. Kejadian ini memberikan banyak pengalaman baru yang bisa menjadi cerita untuk masa depan. Berkumpulnya nakama dari tiga Kabupaten/Kota (PBB) ternyata bisa menjadi sumber inspirasi yang luar biasa. Mereka memiliki pengalaman hidup yang extra-ordinary yang sebelumnya ku anggap hanya ada dalam sinetron. Ternyata ada orang-orang tangguh seperti mereka. Sebagian besar dari mereka adalah guru, baik yang berpengalaman 0 tahun hingga 8 tahun. Ada juga yang baru lulus kuliah. Hal ini benar-benar mengindikasikan sistem rekrutmen yang bersih. Thats the best choice. We hope that will last forever.

Ada nakama yang jauh-jauh datang dari Java Island untuk mengabdi di sini. Super sekali. Usut punya usut, ternyata beliau memiliki teman yang sama denganku. Teman di masa lalu yang memiliki hobi unmainstream yang sama. Beliau kurang mengerti bahasa lokal sehingga kadang menjadi target permainan bahasa. Ada juga yang ikut dengan suami ataupun calon suaminya J

Ada nakama yang ditempat di wilayah terpencil, wilayah yang tidak terjamah sinyal. Ketika beliau bercerita kisah hidupnya, aku merinding membayangkannya. Mengapa? Kerana cerita dengan deskripsi yang rinci itu sangat berpengaruh bagi orang-orang dengan daya imajinasi yang tinggi. Beliau harus menjadi rider selama 1 jam kemudian menjadi walker selama 60 menit. Melewati medan tempur yang bersahabat dengan jurang. Perjalanan yang penuh pengabdian demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut legenda, beliau juga harus menjalani ritual serah terima dengan kepala suku yang berwenang di sana.

Ada juga nakama yang dicalonkan (bukan mencalonkan) sebagai ketua zenato. Beliau memiliki gaya politik yang unmainstream. Saat melakukan orasi sebagai kandidat, beliau malah mempromosikan lawannya. Terjadi pergolakan politik dalam komunitas alfa yang mengusungnya hingga akhirnya, lawannya dari komunitas beta yang duduk dalam jabatan zenato. Yang lebih aneh lagi, saat kandidat beta terpilih, kata pertama yang beliau ucapkan adalah, ”terima kasih. Kalian telah salah memilih saya. Mulai saat ini, marilah kita perbaiki kesalahan ini bersama sama”. Saat aku mendengarkan orasi beliau yang panjang dan lebar sebelum menjadi zenato dari kandidat beta, sepertinya (IMO) kata-kata orasi itu sudah dibuat seminggu sebelumnya. Just my opinion. Artinya, beliau sudah siap bertugas sebagai agen of change.

Ada juga nakama yang terdeteksi sebagai mood maker. Mungkin beliau yang dikatakan sebagai core of the class. Saat beliau mengantuk, maka nakama yang lain juga akan mengantuk. Beliau paling sering berdiri di depan sebagai pemicu yell-yell. Beliau sangat luar biasa kerana bisa membaur dengan nakama lainnya dengan mudah. I want that kind of ability.

Ada juga nakama yang suka bersendawa setelah makan. Hmm sepertinya itu adalah bukti kesetaraan gender. Ada juga yang selalu bersendawa dengan nada ”HHHAALLOO” saat berpapasan denganku. Apa coba maksudnya? Tapi ya sudahlah. Aku rapopo. Selain sendawa yang tidak normal, ada juga nakama yang bisa menggerakkan telinganya seperti kucing. Wah keren itu, bisa buat ngusir nyamuk yang hinggap di telinga saat Sholat.

Ada nakama yang rela meninggalkan bayi-bayi tercinta mereka. Ini benar-benar mengharukan namun semua itu harus dijalani dengan ikhlas demi masa depan bayi (lovely child) mereka juga. Luar biasa sekali pengorbanan beliau-beliau itu. Ada anak balitanya yang jadi kurus, ada juga yang sempat menginap di rumah sakit. Syukurlah semuanya baik-baik saja hingga sayonara dilambaikan. Ada juga nakama yang mendapat berita gembira, positif reaction. Ternyata istrinya sudah menjadi bumil sejak 5 minggu yang lalu, terhitung awal minggu masuk di baja-mudik bejebe. Bahkan ada cerita  dari bunda/ayahnda yang tidak dipeluk anaknya saat tiba di rumah. Bukan kerana dia lupa dengan ayah/bundanya melainkan kerana mereka sedang merajuk.

Ada juga nakama yang bersinnya membuat suasana kelas menjati cetar membahana. WI-nya saja sampai berkaca-kaca kerana tertawa melihat ekspresi si empunya bersin. ”kalau mau bersin, gak usah di tahan-tahan” begitu kata beliau. Luar biasa sekali. Itu bersin yang paling heboh di dalam kelas alfa selama 26 hari. Sebenarnya aku tidak begitu mengerti apa yang terjadi namun kerana semua pada tertawa, maka ikutlah aku tertawa. Jangan kuatir, tidak akan ada lagi yang ingat kejadian itu hingga kejadian itu tertulis di sini.

Ada juga nakama yang mendapat julukan pembekal, satu dari kelas alfa, satu dari kelas beta. Syukurnya tidak ada yang tau jika pembekal adalah julukanku saat berkumpul dengan nakama dari jaman SLTP. Entah kenapa julukan itu bisa hinggap padaku saat itu. Pembekal dari kelas alfa memiliki ability yang cukup unmainstream. Bisa berjalan sambil tidur dan memiliki jurus kuntau yang hebat. Sempat direkam namun di delete demi menjaga stabilitas nasional. Sayangnya, aku melewatkan momen bersejarah itu.

Ada nakama yang tidak doyan makan ikan. Jadi, saat ada ikan dalam menu makanan, beliau harus bersyukur dan bersabar kerana hanya memakan nasi dan sayur. Syukurnya beliau masih doyan sama ayam. Meskipun jarang makan ikan, beliau bisa donor dengan sukses.

Ada nakama yang terkenal dengan slogan ”kurang sayur”. Motto ini selalu tercetus pada moment moment yang klik dan mantap. Saat ada yang terlambat berbaris, saat ada yang melakukan balik kiri, saat perhitungan dalam barisan, saat tidak ada sayur dalam menu makan malam, kurang sayur adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan situasi seperti itu.

Ada juga nakama yang menjaga banget ama imejnya. Jadi, syusyah betul kalau meminta beliau bergoyang, apa lagi berjoget tidak jelas seperti oplosan kereta malam. Mengaku sebagai penganut ajaran visual, beliau tahan jika harus ikut berjoget kerana akan melihat hal-hal yang tidak ingin beliau lihat. Cara ini membuat beliau berhasil meloloskan diri dari tugas berjoget. He he, bisa juga ternyata trik seperti itu. Aku sendiri tidak terlalu suka berjoget apalagi berada pada jangkauan utama pengeras suara. Telingaku sedikit alergi dengan suara bising yang berada puluhan desibel diatas ambang normal. Kerana itulah aku terpaksa berjoget sembari menutup kupingku. Jadi, itu bukan gaya berjoget baru melainkan gaya berjoget sesuai situasi.

Banyak kejadian sehari-hari yang lumrah terjadi pada acara 4 minggu itu. Senam pagi adalah salah satu kegiatan rutin setelah subuh. Saat sang ayam masih terlelap dalam mimpinya, para peserta purajabu sudah melakukan senam aerobik dibawah pimpinan seorang instruktur. Para peserta sangat bersemangat, terutama yang bergender pemanah (maybe). Tak perlulah aku menyebutkan alasannya. Kegiatan ini bergantian dengan kegiatan pesiar pagi hari pada hari berikutnya. Saat ada pengumuman jalur pesiar kurang lebih 5 kilo meter dan menyeberangi sungai sedalam 4 meter, para peserta mulai gelisah kerana ada beberapa orang yang memang tidak bisa berenang. Pada keesokan harinya, entah kebetulan atau tidak (Aku percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini), hujan mengguyur TKP baja-mudik dengan derasnya hingga acara pesiar dibatalkan.

Yang menjadi tersangka adalah para pendoa sebelum tidur. Doa orang yang teraniaya/terzalimi itu makbul katanya. Ternyata benar, itu bukan mitos. Hujan kembali turun saat ada jadwal PBB sehingga acara yang seharusnya di luar ruangan, di bawah sengatan teriknya mentari, berubah di dalam ruangan ber-AC. Sepertinya banyak wali diantara para peserta. Benar-benar kejadian alam yang patut disyukuri.

Kejadian saat mengantuk di kelas adalah rutinitas yang tidak bisa diabaikan. Berbagai cara dicanangkan agar bisa mengusir rasa kantuk yang terus bergelayutan di ujung kelopak mata. Meskipun mereka beralibi bahwasanya rasa kantuk itu datang tidak dengan disengaja. Ada yang memainkan permen di dalam mulutnya. Ada yang memborong cemilan dari koperasi terdekat dan melahabnya bersama nakama yang lain agar tidak mengantuk. Ada juga yang mengusulkan untuk memandang wajah seseorang yang disukai di sana agar tetap semangat dan tidak mengantuk. Aku sendiri mengusulkan agar melakukan ritual ngupil agar tidak mengantuk. Ternyata cara ini benar-benar tidak efisien dan tidak efektif.

Dari seorang nakama, beliau berkata untuk mengimajinasikan diri kita berada pada situasi dimana kita tidak boleh tertidur. Jadi perlu bantuan alam bawah sadar nih ceritanya. Ternyata tidak terlalu berhasil pada orang dengan level imajinasi yang tinggi. Ternyata cara yang paling efektif bagi Aku adalah memandang wajah wajah yang mengantuk. Rasa kantuk langsung hilang meihat wajah-wajah nakama yang sedang berusaha keras menahan kantuknya. Perjuangan itu tergambar jelas diraut wajah mereka. Ada juga yang pasrah pada rasa kantuk itu. Bahkan ada nakama yang mendapat julukan kehormatan sebagai putri tidur. Yare yare...

WI yang berpengalaman tentu saja memahami fenomena alamiah ini. Mereka meminta para peserta untuk berdiri dan melakukan permainan yang bisa membuat otak terkilir dan pada akhirnya bisa mengusir rasa kantuk (meski hanya sementara). Ada juga WI yang sering membuat ice-breaking. Inilah kali pertama aku mendengar istilah ini. Ternyata aku yang kuper kerana istilah ini sudah cukup populer dikalangan perguruan. WI yang paling keren adalah WI yang suka memutar ice-breaking. Setuju?

Kegiatan di ruang makan adalah kegiatan berkumpulnya para nakama saat jam makan. Peraturannya yang terpenting adalah menggunakan sendok-garpu dan makan dengan tertib. Ini adalah ujian berat bagiku kerana bagiku, kalau makan tidak dengan tangan, seperti tidak makan. Jadi, dimanapun berada, makan dengan tangan adalah suatu ritual penting meski itu pake sayur sop berbandeng, sayur lodeh berdadar, sayur asem bermartabak dan makanan berkuah lainnya. Yang menggunakan sendok hanya untuk 2 macam makanan, yaitu bakso dan mie ayam.

Ternyata tidak hanya aku yang kesulitan bersahabat dengan sendok. Sebagian besar nakama juga tidak bisa menyapu habis daging ikan kerana sulitnya manuver menggunakan sendok. Jika saya lauknya berjenis hayam sebukuan (telur) atau daging sapi, sendok adalah sohib terbaik.

Selain tantangan sang sendok, makan dengan tertib adalah tantangan yang selevel dengan flappy bird. Mudah dikerjakan tapi sukar dilakukan. Jadi, akan selalu terdengar suara dentingan dan dentuman hasil perseteruan antara sendok-piring-garpu. Suara itu sebenarnya wajar dan lumrah bagi sebahagian orang namun bagi pengikut golongan auditory, suara itu bagaikan suara perang yang bisa merusak konsentrasi makannya. Ikan asin akan terasa hambar, sambal akan terasa asin jikalau konzentrasi makan terganggu (IMO).

Makan adalah proses pemasukan bahan energi dari luar tubuh. Prosesnya yang teratur seharusnya membuat proses keluarnya juga teratur. Ternyata hal ini tidak terjadi dengan mudah. Proses pooping yang seharusnya sudah terjadwal secara biologis harus disesuaikan dengan waktu kerana ada satu dan lain hal. Ada beberapa nakama yang tidak bisa melakukan ritual itu pada pagi hari meski sudah dipancing dengan air putih 600 mili liter. Ada juga yang menggunakan waktu 15 menit sebelum masuk pelajaan pada siang hari untuk melakukan ”setoran”. Bahkan ada yang membooking toilet dekat ruang kelas pada subuh hari. Lebih bersih toilet di situ katanya.

Kegiatan yang mungkin perlu dikenang adalah antri bakso. Mungkin ini adalah satu-satunya pengalaman seumur hidup di mana diperlukan antri dalam barisan saat akan menyantap bakso. Sepertinya hal itu sangat berkesan mengingat para nakama ini tidak berjumpa dengan bakso selama 3 minggu. Mungkin itu juga sebabnya mereka menjalankan ritual ”mentol” setiap hari Jumat. Makan bakso berjamaah itu ternyata membuat sesajen sebelum tidur teracuhkan dan terbengkalai serta tak dilirik hingga muncul ultimatum pada hari berikutnya: ketua zenato harus menghabiskan sesajen yang tersisa jika tidak habis diuntal nakamanya yang lain.

Kegiatan baris-berbaris adalah ritual rutin yang wajib dilakukan. Sebelum masuk aula, saat menuju kelas, saat menuju ruang makan. Semuanya harus berbaris dengan rapi dulu. Ini akan menanamkan rasa disiplin dalam alam bawah sadar. Setiap hari jabatan pimpinan digilir sehingga hampir semua nakama merasakan nikmatnya menjadi pimpinan. Sebenarnya ada juga sisi tantangannya, yaitu saat pimpinan bagai penjual kacang yang diacuhkan atau saat makan kerana pimpinan harus menjadi juru kunci.

Setiap kegiatan diawali dengan laporan dan doa, begitu juga saat kegiatan akan di akhiri. Kegiatan yang mungkin paling berkesan adalah out door class dimana materi yang diajarkan adalah team building. Sebenarnya, pada saat kejadian, cuaca sedang galau (bukan tidak bersahabat melainkan kerana ada beberapa tokoh yang melepaskan rasa galaunya ke langit) sehingga kegiatan ini dilakukan di dalam ruang. Ternyata keterbatasan ini tidak bisa membendung semangat para merpati yang setia, bunglon sang adopter, burung hantu sang nokturnal dan pinguin yang imut untuk berkompetensi. Aku berada pada sebuah team dimana anggotanya tidak pernah membentuk blok pada saat kesehariannya. Bahkan ada anggota yang pesimis dan mengatakan bahwa tim ini adalah tim tumbal. Kejam sekali judgementnya. Namun, dengan berbekal tekad dan semangat juang yang tak padam, tim ini berhasil membebaskan diri dari dinding/tembok yang mereka buat sendiri. 

Kegiatan donor darah juga memunculkan kejadian kejadian seru. Sebagian besar pelaku merupakan orang yang belum pernah mondonorkan darahnya untuk manusia. Mereka hanya terbiasa mendonorkan darah pada nyamuk malam yang nakal dan tentu saja tidak dengan ikhlas kerana mereka akan segera memburu nyamuk yang bersangkutan jikalau tertangkap basah sedang menikmati darah mereka.

Ada nakama yang tidak suka melihat darah, mungkin ini termasuk phobia. Namun dengan hati yang tangguh, beliau berhasil menyumbangkan darahnya. Ada juga yang ingin menyumbangkan hingga dua kantong agar mendapat tambahan paket mie telor. Mungkin ada menu donor yang kurang, yaitu segelas susu sapi coklat dan sebotol madu asli. Ada juga tokoh-tokoh penting diantara nakama yang memiliki keahlian khusus atau bisa disebut istimewa sehingga tidak memiliki kewajiban menjadi donor. Mereka bisa menurunkan tekanan darah sedemikian rupa pada titik tertentu sehingga petugas tidak tega mencoblos kulit ari mereka. So awesome.

Penggunaan hape atau ponsel adalah salah satu hal yang dilarang saat pembelajaran, kecuali jika tidak terdeteksi oleh sang WI. Jadi, jika ada nakama yang asyik dengan ponselnya di tengah hingar-bingar nakama yang lain, maka secara otomatis beliau mendapat panggilan autis kerana beliau tenggelam di dalam dunianya sendiri. Aku sendiri sebenarnya tidak masalah berpisah dengan ponsel. Yang menjadi tantangan adalah, Aku menggunakan ponsel sebagai penunjuk waktu sekaligus alarm yang bisa memotong gelombang otak yang sedang tertidur.

Yang tidak boleh dilupakan selama festival ini adalah ID card. Benda ini adalah benda keramat di tempat itu. Benda ini tidak boleh tertinggal. Kemana saja para peserta pergi, benda itu harus terus terkalung di leher, meskipun itu di dalam toilet saat melakukan ritual poop. Dari pada ketinggalan, lebih baik dibawa kemana saja dan di mana saja. Apa hal itu wajar? Ora popo!

Ya, inilah akhir dari kisah yang singkat ini. Mohon maaf jika ada yang merasa tersentil namun semua itu bukanlah sesuatu yang disengaja. Maaf jika legenda ini dirasa terlalu pendek. Terima kasih pada semua nakama aku kerana telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga padaku secara cuma-cuma. Mohon maaf juga pada semua nakama aku kerana aku tidak bisa memberikan pelajaran/pengalaman yang berharga pada kalian semua. Apalah arti diriku ini. Ulun hanyalah ratik yang berserakan dan dipandang dengan sebelah mata.

Saturday 05 April 2014. Completed by Zet.@ a.k.a mechadot as RATIK (Ranger Tiknologi) before midnight,





2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...