Tuesday, February 17, 2015

Tragedi Masa Lalu

Tragedi Serial Televisi

Anak jaman sekarang seharusnya lebih bersyukur. Kemajuan teknologi membuat mereka bisa mengikuti informasi dengan cepat. Selain itu bisa disimpan dalam bentuk digital. Pada zaman dahulu kala, saat aku masih kecil, kira-kira umur 12 tahun. Saat itu sedang tayang salah satu serial super sentai di salah satu teve swasta nasional, sebut saja namanya RCTI, nama sebenarnya. Saat itu aku masih duduk di bangku SLTP dan belum mengenal istilah super sentai. Yang jelas namanya adalah Star Ranger. Jadi aku asumsikan serial ini adalah saudara dekat Power Ranger.


Serial ini tayang setiap Hari Minggu. Entah pukul berapa. Mungkin sekitar pukul 10 WITA. Nah, Hari Minggu adalah hari dimana anak-anak dimanjakan dengan tayangan bernuansa anak-anak. Mulai dari Doraemon hingga Star Ranger. Bisa dipastikan, Televisi akan menjadi milik anak-anak pada Hari Minggu. Setiap Hari Minggu, hatiku berdebar-debar menunggu serial Star Ranger ini. Tentu saja aku penasaran dengan kelanjutan cerita dari Minggu lalu. Namun tidak setiap Hari Minggu berubah menjadi keceriaan.

Ada kalanya detik-detik mendebarkan itu berubah menjadi kesedihan dan kekesalan yang bercampur aduk. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya, tiba-tiba serial ditiadakan kerana menayangkan pertandingan tinju tingkat dunia secara langsung. Oh my God! Itu berati aku harus bersabar selama satu minggu lagi untuk melihat kelanjutan serial yang tayang itu.

Bisa juga disebabkan ada acara lain yang ingin ditonton oleh anggota keluarga lain. Misalnya ada Bapak yang ingin menonton acara sepak bola atau semacamnya. Dalam hal ini beliau tidak akan mengalah pada anaknya. Saat itu kadang aku merasa sedih. Selain tertinggal satu episode, aku juga harus menunggu seminggu lagi untuk mengetahui cerita berikutnya.

Terkadang cuaca juga bisa menjadi kendala yang berarti. Misalnya sedang terjadi hujan yang amat sangat deras sekali. Terjadinya menjelang serial itu ditayangkan. Otomatis aku tidak bisa menonton teve kerana saat itu ada mitos jika halilintar suka menyambar televisi yang menyala saat sedang hujan deras. Yang tinggal di hati hanya rasa sedih yang tidak terhingga. Kerana jika ditotal, sudah 3 minggu aku tidak menonton serial itu. Sakitnya tuh tidak terlukiskan.

Akhirnya, minggu berikutnya datang dengan tenang. Tidak ada perubahan jadwal acara. Tidak ada acara di stasiun lain yang bisa merusak kedamaian channel utama. Dan cuaca begitu cerah hingga tidak mungkin ada hujan yang turun. Waktu berjalan terasa begitu lambat. Berlalunya waktu dari Doraemon menuju Star Ranger begitu terasa. Akhirnya serial dimulai. Lagu opening sudah selesai diputar. Selingan iklan hampir berakhir. Judul episode itu sudah muncul. Hatikupun berbunga-bunga. Tiba-tiba atau tetiba.... pett. LISTRIK MATI. Itu adalah saat terburuk dalam sejarah menonton televisi.

Perasaan yang berbunga-bunga langsung hangus tak tersisa. Menunggu di depan teve sambil berdoa agar listrik segera menyala. Jarum jam terus berjalan. 5 menit. 10 menit. 15 menit. 20 menit. 25 menit. Listrik akhirnya menyala. Yang tersisa hanyalah lagu penutup. Itulah yang membuatku mengalami trauma mendalam hingga tidak sanggup lagi mengikuti serial di televisi. Selain hal itu, iklan juga merusak sebuah acara. Bagaimana bisa porsi iklannya itu 50% dari acaranya? Itu seperti nonton iklan saja. Kerana itulah, tak perlu lagi menonton televisi. Cukup download dari youtube kerana bebas iklan 100%.

Anak Zaman sekarang mungkin tidak akan mengalami kesedihan semacam itu. Mereka bisa mengajak orang tuanya ke pasar VCD [bajakan] dan membeli serial yang sedang tayang di televisi. Jadi mereka bisa meng-khatamkan serial itu sebelum tamat di teve. Bagi yang lebih canggih, mereka sudah bisa mendownload serial yang sedang tayang di Jepang. Serial itu bisa saja tayang, tapi 5 tahun lagi atau bisa juga tidak tayang di teve domestik.

Kesimpulannya, anda tidak perlu lagi menonton televisi. Jual saja di situs penjualan online. Masa kejayaan televisi sudah lewat. Masa keemasannya telah tergantikan oleh media sosial yang setia menemani dari kamar tidur hingga kamar kecil. Sekali lagi, jangan menonton televisi. Itu hanya alat dari sang penguasa untuk mengubah dan menanamkan doktrin yang mereka inginkan. Masyarakat di setir oleh televisi. Mereka digiring oleh televisi sehingga menganggap apa yang ada di teve adalah benar dan tidak masalah jika diikuti.


Zet.@ aka mechadot 17 Februari 2015 pukul 16.10 WITA. 


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...