Thursday, May 18, 2017

Kasus Unik Manusia


Insiden Di Rumah Sakit Setara Hotel Dan Hotel

Biasanya, saat mendengar kata rumah sakit, kasus yang terbayang adalah malapraktik dan penanganan yang lambat. Namun ada sisi lain dari rumah sakit yang tidak diketahui banyak orang. Ada beberapa pengalaman yang menurut penulis cukup unik. Semua berkaitan dengan tingkah laku pengunjung atau pasien yang ada. Semua kejadian ini terjadi di salah satu rumah sakit swasta yang ada di lingkungan penulis.


Setiap kamar inap pasti memiliki inventaris tersendiri, misalnya tempat tidur, lemari makanan, meja kecil, televisi, kipas angin, AC dan beberapa fasilitas yang biasa ada di dalam kamar rumah sakit, ini kamar di rumah sakit swasta yang berkelas hotel. Pada umumnya, pasien akan dijaga oleh salah satu keluarganya. Jadi, maksimal penunggu hanya satu orang. Mereka biasanya membawa tikar atau alas tidur sendiri karena pihak rumah sakit tidak mungkin menyediakannya. Enak sekali! Tidak lupa bantal dan gulingnya kerana ada orang yang tidak bisa tidur jika tidak bersama bantal atau guling pribadinya.


Insiden sering terjadi di kamar pasien. Entah karena ketidaktahuan mereka atau kurangnya  informasi dari pihak rumah sakit sendiri. Barang-barang inventaris sering lenyap alias hilang tanpa jejak. Contohnya seperti selimut atau isi bantal. Mereka menukar isi bantal yang sudah kumuh dengan isi bantal rumah sakit yang tentu saja berkelas karena memiliki standar hotel. Bahkan, tatakan tempat minum juga bisa lenyap.

Seharusnya, isi kamar rawat inap wajib diperiksa saat pasien hendak pulang sehingga bisa dideteksi jika ada barang inventaris yang lenyap. Namun, hal itu juga sulit dilakukan karena isi kamar sudah dibawa pulang sebelum pasien mengajukan kepulangnnya. Sekedar saran, mungkin keluarga pasien perlu menyerahkan uang sebagai jaminan atau, paling tidak, KTP asli untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan pihak rumah sakit. Sama halnya seperti perusahaan yang meminta karyawannya menyerahkan ijazah saat mereka masih terikat kontrak dengan pihak perusahaan.

TKP lain di rumah sakit ini yang sering mengalami insiden adalah toilet. Toilet umum untuk pasien poliklinik yang ada berupa toilet duduk. Tidak ada toilet jongkok. Entah pasien terlalu katrok atau memang disengaja, mereka buang air kecil di lantainya, disamping toilet duduknya. Tentu saja situasi akan menjadi jorok karena floordrain hanya ada di pojok ruangan. Perencanaan jenis toilet seharusnya mempertimbangkan pengguna yang akan berada atau menggunakan toilet. Pelayanan setara hotel tidak selayaknya memutus penggunaan toilet jongkok. Dari perilaku yang ada, bisa disimpulkan jika tidak semua pasien poliklinik akrab dengan penggunaan toilet duduk. Bisa dibilang, rumah sakit yang memiliki standar hotel harus mempertimbangkan kesesuaian fasilitasnya apalagi jika melayani pasien umum BPJS.


Saat menulis tentang hilangnya invenaris kamar inap, @ku jadi teringat insiden sejenis pada pelatihan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu, tepatnya pada bulan Mei 2016. BPS mengadakan rekrut akbar tenaga kontrak untuk melakukan Sensus Ekonomi 2016. Yang lulus tes sangat beragam, baik dari sisi umur maupun pendidikan. Namun, pengalaman memegang peranan penting hingga terjadi kejadian-kejadian lucu yang merepotkan panitia.

Hotel yang menjadi lokasi pelatihan adalah hotel Roditha Banjarbaru yang terletak di dekat bundaran simpang empat Banjarbaru. Sepertinya, banyak peserta yang belum berpengalaman atau baru pertama kali menginjakkan kaki di hotel sehingga beberapa barang yang ada di kamar hotel terlihat begitu menggoda untuk di bawa pulang. Handuk hotel, gelas di kamar mandi dan berbagai aksesoris hotel bisa menjadi pilihan mereka.


Saat makan siang, ada peserta pelatihan yang menghubungi (membawa) seluruh keluarganya (istri dan anak) untuk ikut makan di hotel itu. Luar biasa sekali. Itu pasti akan merepotkan panitia kerana porsi makanan yang dipesan pasti akan bertambah. Bahkan, ada yang membawa kotak makanan, mengisinya dengan berbagai macam makanan hingga maksimal untuk dibawa pulang.

Insiden lain terjadi di dalam kamar hotel. Panitia menyiapkan satu kamar untuk dua peserta. Namun ada peserta yang mengusir rekan sekamarnya dan menggunakannya untuk dirinya dan keluarganya. Harap dimaklumi. Mungkin dia belum pernah menginap di hotel. Sama sekali. Panitia yang mengetahui kabar itu segera bertindak cepat. Peserta tadi diminta membayar sendiri kamar yang dia gunakan itu.

Sepertinya panitia tidak menyangka akan menghadapi masalah yang berbhineka semacam itu. Ya begitulah. Ketika ketidaktahuan bertemu dengan kurangnya rasa malu, semua hal yang aneh atau tidak layak bisa terjadi.

Zet.@ Rider, Ruang Pencerahan, 110516052017

Gambar hanya Ilustrasi
Sumber: Mesin pencari Google

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...