Monday, June 5, 2017

Hotel Shopping


Order From Hotel

Terkurung di hotel bukan masalah besar jika dihubungkan dengan dunia belanja. Aplikasi ponsel berbasis android sudah merajalela dan memudahkan siapa saja untuk berbelanja. Hanya ada satu masalah. Ada atau tidaknya kuota untuk berselancar di dunia maya. Tapi masalah itu tidak akan muncul karena ada wifi dari hotel yang tentu saja free meskipun terkadang menyebalkan. Putus nyambung putus nyambung. Seperti sebuah judul lagu jadul pada jaman purba.


Cerita pertama.

Waktu telah menunjukkan pukul 09.00 malam atau pukul 21.00 Waktu Indonesia Barat. Perut seorang teman mulai berkaraoke riang gembira. Ya, karena dia tidak ikut makan sore yang disediakan hotel secara gratis. Sebenarnya bukan gratis, pihak panitia yang sudah membayarnya. Temanku tadi tidak makan karena masih kenyang katanya. Awalnya, dia hendak memesan makanan dari hotel, meskipun hanya mie rebus super biasa. Ternyata harga makanan di hotel begitu tinggi hingga hampir mencapai langit ke tujuh. Satu porsi bisa mencapai Rp. 100.000,00. Luar biasa sekali. Pikir pikir dia. Mau turun gunung, eh hotel, untuk mencari makanan di luar hotel. Namun tubuh sudah terlalu lelah. Apalagi udara di luar tidak sesehat udara di dalam kamar hotel.

Setelah berpikir selama beberapa detik, muncul sebuah opsi pilihan, yaitu makanan yang bisa pesan antar. Di kota asalku, makanan pesan antar bergentayangan di beranda facebook. Mudah sangat pesan makanan, seperti nasi lalapan, lontong bahkan gado-gado. Tapi kali ini lokasinya Jakarta. Tidak ada teman facebook di Jakarta yang bisa pesan antar makanan. Jika ini adalah pilihan ganda, maka jawabannya adalah G. Akhirnya pilihan terakhir jatuh pada aplikasi android bernama Gojek. Setelah aplikasi GO-Jek terbuka, ada beberapa menu pilihan. Dan yang terpilih adalah Go-Food. Pilih-pilih sebentar. Ada nasi goreng asap. Driver segera memberi kabar ke nomor ponsel yang didaftarkan. Murah sekali. Satu porsi Nasi Goreng Asap Rp. 18.000. Biaya pengiriman dengan Gojek Rp. 7.000. Akhirnya makanan datang setelah waktu tunggu selama 20 menit. Wah, keren. Luar biasa. Tak perlu lelah berputar-putar Jakarta apalagi hingga tersesat. Yang diperlukan hanya turun ke lobby hotel menggunakan Lift kerana driver tidak diperkenankan mengantar hingga ke depan pintu kamar.

Cerita kedua

Berada di Jakarta membuatku ingin membeli sesuatu yang tidak ada di daerah asal. Namun tubuh yang lelah membuatku malas pergi ke luar hotel. Aplikasi jual beli yang bisa mempertemukan penjual dan pembeli adalah OLX. Ya Cuma itu yang @ku kenal. Bisa COD. Awalnya @ku mencari mainan Gundam. Tenyata semuanya baru dan belum dirakit. Buruan dialihkan ke buku anak. Tidak ada yang menarik. Semuanya hanya buku cerita dan buku tulis anak sekolah. Kata kunci diganti Animonster, nama majalah Toku-Anime. Ada satu hasil yang menarik. Sayangnya, lokasi penjual di Bekasi sehingga gagal rencana COD.

Kata kunci diganti donal bebek. Ada beberapa hasil namun dari beberapa chat, hanya satu yang berhasil deal. Chat dari lapak berlanjut ke WA. Dia bisa langsung antar malam itu juga. Yah, lumayan ada bacaan nostalgia zaman dahulu. Harganya terbilang murah untuk ukuran sekarang. Tapi tidak tahu untuk perbandingan harga. Misal di tahun 2010 harga buku itu Rp. 10.000 lalu di tahun 2017 dijual dengan harga Rp. 10.000. apakah itu termasuk rugi atau untung, @ku tidak mengetahuinya.

Cerita ketiga.
Lapak di OLX tidak ada lagi yang menarik. Terpaksa @ku beralih ke Buka Lapak. Cari ensiklopedia anak. BL bisa chat secara pribadi dengan penjual dan bila diberi nomor WA, penjual dan pembeli bisa chat melalui WA. Ada beberapa penjual yang berhasil dihubungi. Ada satu penjual yang melakukan deal. Tapi sayangnya dia tidak bisa COD. Orang atau rekannya yang biasa COD sedang sibuk katanya. Dia sendiri kurang hapal dengan wilayah sekitar hotel tujuan. Dia menawarkan jasa Gosend dari Gojek serta bisa transfer uang setelah barang sampai. Akhirnya @ku setuju dengan usulan tersebut.

Meskipun menggunakan Buka Lapak sebagai perantaranya, asal bisa japri dengan penjual, kita tidak perlu repot menggunakan sistem Buka Lapak. Biasanya, @ku bayar melalui jasa indomaret jika melakukan pembelian melalui sistem BL.  Akhirnya, tidak berapa lama kemudian, paman Gojek muncul dengan paket yang dipesan. Bawa ke kamar. Cek satu persatu. Semua sudah beres. @ku langsung ke ATM di lantai satu Hotel untuk transfer uang ke toko buku tadi. Penjual ini benar-benar mengandalkan kepercayaan. Padahal, jual beli tanpa tatap muka itu memiliki resiko yang cukup tingggi.

Penjual donal bebek tadi juga begitu. Seandainya @ku hendak berbuat iseng/jahil, bisa saja. Setelah dia sampai di depan hotel, @ku tidak muncul sambil bermain petak umpet dengan dia. Pasti kasihan. Ya, begitulah. @ku sudah sering merasakan tipuan, muslihat sehingga @ku tidak ingin membuat orang lain merasakan hal yang sama denganku. Syukurlah. Masih ada orang baik yang bisa percaya dengan orang baru yang belum pernah dia temui sebelumnya di Jakarta yang kejam ini.

Ya, itulah beberapa pengalamanku yang menghabiskan waktu selama terkurung di hotel. Asal ada wifi gratis, kita bisa menggunakan aplikasi yang bermanfaat. Bisa membeli segala macam benda tanpa perlu keluar dari lingkungan hotel. Tapi untuk pesan makanan, jika lewat pukul 22.00 malam, kemungkinan sudah banyak kedai yang tutup. Lagi pula, makan tengah malam itu kurang baik untuk kesehatan. 

Jakarta, Zet.@ Rider 220226052017.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...