Wednesday, August 6, 2014

Deklarasi Subtitel Indonesia


Subtitel Indonesia Yang Beragam


Selera memilih fansub memang tidak bisa dipaksakan. Jadi, setiap orang bebas menggunakan hak pilihnya dalam memilih fansub. Ada yang suka sub berbahasa Inggris dan ada juga yang memilih berbahasa Indonesia. Bukan kerana mereka tidak mengerti Bahasa Inggris, melainkan kerana melestarikan bahasa sendiri. Untuk sub luar, memang tidak banyak pilihan yang bisa dipilih. Ada pilihan tetapi berbahasa Rusia atau Portugis, khususnya fansub tokusatsu. Untuk sub Indonesia, pilihan begitu banyak bertebaran, terutama untuk anime dan tokusatsu. Untuk serial drama, @ku lebih suka MINDS [My Indonesian Subtitel].


Nah, untuk tokusatsu, ada beberapa aliran yang menggejala. Ada yang wajar, setengah wajar dan tidak wajar. Yang wajar itu menggunakan EYD sebaik mungkin. Tidak menggunakan istilah gaul yang endemik. Setengah wajar itu melakukan translete untuk percakapan penting dan yang tidak penting diganti seenaknya saja. Penggunaan bahasa gaul juga dimaksimalisasi. Akibatnya, penonton begitu terhibur kerana bahasa yang begitu kocak. Apalagi cocok dengan karakternya. Yang terakhir adalah subbing untuk kejar target sehingga kualitas tidak dipikirkan. Menggunakan paman google dalam menterjemahkan setiap kalimat sehingga terlihat begitu rancu. Penggunaan huruf besar semua, efek samping CAPSLOCK rusak. Ukuran font yang begitu besar hingga memenuhi 50% layar video. Dan banyak penyakit lain yang tidak perlu di-kronisisasi lagi.


@ku tidak mengarahkan atau membentuk opini tentang mana fansub yang keren atau kurang keren. @ku hanya mengingatkan beberapa hal. Penggunaan bahasa yang formal tidak selamanya akan bertahan. Kenapa? Ada peristiwa EYD. Ada kemungkinan sejarah itu terulang kembali. Mungkin di tahun 2525 atau tahun depan. Jika yang berbahasa formal saja belum tentu bertahan, apalagi bahasa yang gaul. @ku pernah kesulitan saat mengikuti video dari salah satu fansub yang menggunakan bahasa gaul dan modern. Maklum, @ku bukanlah blogger yang gaul. Menurutku, fansub semacam ini hanya bisa dinikmati kalangan terbatas. Penggunaan istilah yang terlalu keren itu begitu dalam hingga tidak bisa dicerna dengan mudah. Mungkin, ini hanya kemungkinan. Beberapa tahun lagi, saat anak-anak TK sekarang beranjak remaja dan mereka menonton toku dengan fansub gaul, mereka belum tentu mengerti kerana bahasa gaul saat itu pasti sudah berubah. Kecuali ada seseorang diluar sana yang menerbitkan kamus gaul dalam 10 decade terakhir. Hmm... sepertinya sudah ada.


Untuk kalangan terbatas? Ya, fansub hanya bisa dinikmati anak-anak remaja yang gaul. Generasi angkatan tahun 1995 yang masih menikmati Metalder, Jiraiya, Jiban dan Winspecktor sudah pasti beranak pinak saat ini. Jika mereka masih mengikuti serial tokusatsu, mereka pasti sulit mencerna bahasa gaul yang begitu gaul itu. Kasihan sekali kan. Selain pencernaan makanan terganggu, pencernaan kalimat mereka juga menjadi kacau.

Setiap daerah memiliki bahasa gaulnya sendiri. Fansub juga tersebar di berbagai daerah sehingga terkadang mereka menggunakan bahasa gaul setempat. Kerana kebanyakan teve berasal dari pulau Jawa, mau tidak mau, bahasa gaul dari sana yang meng-infeksi kita. Artinya, fansub dengan bahasa gaul belum tentu bisa diterima di daerah pelosok yang tidak terjangkau ke-gaul-an itu. Jadi, masih diragukan untuk bisa Go Nasional. Yang menggunakan Bahasa Indonesia resmi saja belum tentu di mengerti oleh kalangan pegunungan, apalagi yang bahasa masa kini. Bahasa gaul juga berkembang. Ada kemungkinan bahasa gaul tahun 2000 berbeda dengan tahun 2020 meskipun makna tujuannya sama. Jadi bahasa Gaul juga mengalami EYD.


 Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyudutkan atau mendiskreditkan salah satu fansub. Tulisan ini hanya untuk sebuah renungan. Melalui fansub, sudah semestinya kita melestarikan Bahasa Indonesia yang sedang berada di ambang kepunahan ini. Sayangnya, saat ini terlalu banyak istilah asing yang diadopsi menjadi Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan istilah itu terlalu panjang dan lebar jika harus d konversi kedalam Bahasa Indonesia. Orang lebih suka menggunakan istilah scan dari pada memindai. Istilah sehari-hari dipenuhi istilah asing yang artinya sudah bukan rahasia lagi.

Sekali lagi, @ku mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang tersentil dengan terbitnya tulisan ini. Maaf kerana tidak maksud melakukan kampanye hitam atau sejenisnya. Ini hanya sebuah komentar. Ingat! Komentar yang tulus tanpa ada maksud buruk. Mari lestarikan Bahasa Indonesia melalui Fansub. Mungkin untuk kedepannya, ada fansub yang menyediakan bisub atau multiple sub. Jadi, penonton bebas memilih untuk menggunakan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, bahasa gaul, Bahasa daerahnya atau bahasa aslinya.


Mechadot... 6 agustus 2014 pukul 09.52 pagi setelah melihat sebuat post di FB..


Ceksaja
TULISANKU Blogspot
DINDAAISHAH Blogspot
RIZKIPRADANA Blogspot
SCRPTA

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...