Monday, August 4, 2014

Sang Kritikus


Dari Komentator Untuk Komentator

Akhir-akhir ini, blog mulai ramai. Meskipun hanya berupa silent rider, eh silent reader. Tapi yo wes lah ora popo. Yang komen juga banyak. Ada yang lezat, ada juga yang pedas komennya. Sesuai namanya, komentator pedas.


Komentator itu adalah jenis species yang mulai berkembang dengan pesat pada akhir jaman. Di dunia ini, terkadang ada orang yang tidak memiliki keahlian apapun. Satu-satunya yang bisa dibanggakan adalah komentarnya. Species ini cukup penting di dunia. Merekalah yang membuat orang-orang bisa berkembang, from zero to hero. Sedangkan mereka sendiri masih berkutat dengan kubangannya [sangkarnya], from zero to zero forever.

Lihat saja komentator makanan dari serial Double episode 09-10. Dia sendiri tidak bisa membuat makanan yang enak. Restoran yang dia buka langsung bangkrut. Kritikus makanan dalam Animasi Ratatouille juga sama. Dia hanya bisa berkomentar dan memberikan kritik pada makanan yang sudah dia santap. Kasus ini berbeda pada master chef. Namun terkadang ada juga juri tamu yang hanya bisa mendeteksi ke-maknyuss-an dalam makanan.

Komentator pada acara olah raga juga begitu. Lihat saja komentator sepak bola. ”Kurang ke kiri, kurang bertenaga, terlalu jauh, terlalu kuat”, dan sebagainya. Mereka sendiri belum tentu bisa bermain bola dengan benar. Mereka hanya bisa berkomentar. Sama situasinya dengan olah raga bulu tangkis atau badminton. Komentar begitu deras mengalir. Pemainnya sendiri belum tentu memperhatikan komentar yang mengalir sederas peluh mereka.

Jadi, bisa disimpulkan. Untuk menjadi komentator, kau tidak perlu menempuh jenjang pendidikan doktor atau strata 3. Orang baka juga bisa menjadi komentator yang pedas. Ingatlah kata Bung Mario. ”Orang bijak bisa lebih banyak belajar dari orang bodoh, tetapi orang bodoh menolak belajar dari orang bijak”. Jadi, bersyukurlah jika ada yang berkomentar untukmu. Artinya kau masih diperhatikan. Masih ada yang memikirkan dirimu siang dan malam.

@ku sendiri suka berkomentar, terutama di dunia maya. Itulah sebabnya blog ini lahir. Apa yang mengusik pikiranku, akan @ku berikan komentar. Namun berbeda di dunia nyata. @ku lebih suka menjadi karakter yang pendiam kerana komentar spontanku bisa menusuk begitu dalam. Jleb, jleb gitu deh. Jadi, @ku membiasakan memikirkan dengan matang apa yang akan @ku lontarkan dari mulut ini. Ada peribahasa ”lidah tak bertulang”. Itu memang benar. Tajamnya lidah bisa menghasilkan perang besar selama dua setengah hari [3 hari batasnya]. Mulut itu bagaikan singa. Jika dia lepas kendali, akan ada seseorang yang terluka. Meskipun itu secara tidak di sengaja.

Begitu juga dalam dunia fansub. Ada saja komentar yang seolah-olah menempatkan mereka lebih jago dari team yang melakukan subbing. Ya memang begitulah. Mereka-lah yang membuat fansub itu hidup. Namun ada juga komentar yang mengada-ada [dari sudut pandang fansub]. Misal ada yang meminta kata ”henshin” diubah [bukan dirubah] menjadi ”berubah”. Henshin adalah trade mark dari serial kamen rider sehingga kata itu dipertahankan. Kata ”got it” juga menjadi trade mark dari salah satu serial Ultraman. Jadi kata itu [menurut kami] perlu dipertahankan. Kata itu seperti istilah ”86” dari sebuah acara komedi. Penulis sendiri masih tidak tahu apa artinya ”86”.

Dalam serial wizard, suara belt ”flame”, ”water” dan kawan kawannya juga tidak akan ditranslete. Jika ditranslete, akan terjadi kerancuan pada otak seseorang. Mengapa demikian? Belt atau driver yang diproduksi produsennya tidak akan mengeluarkan bunyi ”api” dan ”air”. Ya, jadi agak aneh jika mengikuti perubahan wujud Kamen rider OOO di channel ikan terbang.

Yang perlu diingat, memberikan komentar juga harus jelas kerana ada kalanya orang yang menerimanya salah tangkap. Bisa jadi hatinya sedang mendung bermuram durja atau sedang berbunga-bunga kerana sudah menyandera sebuah hati. Antara efek yang kacau dan lambatnya rilis bisa menjadi satu pemahaman jika yang membaca tidak fokus. Jika efek kacau, mungkin bisa dijelaskan dimana kacaunya. Jika efeknya diharapkan seperti TN dimana logo Cyclone dan Joker bergabung, itu terlalu mainstream. Fansub juga punya ciri khas sendiri dalam memberikan efek. Kalau ada contoh yang bagus, berikan contohnya, meskipun tidak dijamin akan diikuti.

Ada juga komentar yang berisikan request. Ada yang minta font untuk dipamerkan pada rekan-rekannya. Ada juga yang minta softsub, lengkap satu seri, 50 episode. Buat apa coba? Ada juga yang minta sub versi movie. Mereka sudah punya RAWnya jadi pasti malas jika download lagi.
Yang sudah pasti adalah request serial lain. Kalau bisa, jangan request lanjutan serial Kabuto dalam komentar serial Agito. Gak cucuk aja rasanya.

Sebenarnya masih banyak enek-uneg yang bertumpuk. Namun ingus dari hidung ini begitu terasa asinnya sehingga mengganggu pengetikan komentar. Jadi, @ku akhiri saja komentar ini. Mohon maaf jika ada yang merasa terusik dengan adanya komentar ini. Anggaplah ini sebagai pembelajaran bagi kita semua. Terima kasih sudah menyimak komentar yang lezat ini. Mechadot aka Zet@ rider from WS undur diri.


Senin, 4 agustus 2014, 10.10 saat mendung mulai berkelana menemani serial Rhoma Irama di salah satu channel...

2 comments:

  1. Mengkritik yang membangun dengan tuturan bahasa santun dan bisa dipertanggungjawabkan itu yang sepertinya sulit ditemukan difansub Indonesia. Apakah para pengunjung fansub tsb kurang dewasa secara pemikiran atau memang belum dewasa dari segi umur??

    Ini kalau kita dibandingkan dengan fansub luar ya, para downloadernya tidak "memaksa" malahan ribuan kata penyemangat yang dilontarkan, entah itu lama atau cepat rilisannya.

    ReplyDelete
  2. ya begitulah, kita harus berjuang sendiri

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...