HARI
KURBAN
Tidak terasa, sebentar lagi kita akan kembali bertemu dengan Hari Raya
Qurban. Bagi yang punya kemampuan disunnahkan ikut berQurban. Mengingat Qurban
ini membuatku teringat cerita Qurban tahun lalu. Ada sebuah musholla atau
langgar atau surau yang menerima seekor sapi Qurban. Ada salah satu warga yang
cukup mampu menitipkan Qurban di sana.
Pada hari H, sapi dan beberapa kambing di potong atau di sembelih. Kejadian
luar biasa terjadi saat itu. Yang melakukan pemotongan masih memiliki hubungan
kekerabatan. Ayah dan anak. Mereka berdua di bantu beberapa warga membagi
daging kurban. Nah, sebelum di bagi, dua ayah dan anak ini sudah mengambil
bagian masing masing. Misal bagian kepala dan dagingnya juga lebih banyak dari
yang lain. Sepertinya mereka merasa berjasa lebih banyak dalam memproses daging
Qurban sehingga merasa berhak mengambil bagian lebih banyak. Akhirnya, bungkusan
yang menjadi bagian warga sekitar sangat minim jumlah dagingnya. Lebih banyak
berisi tulang dan jeroan. Ibarat kata jumlah daging 100%, dua ayah anak ini
mengambil bagian 40% untuk mereka berdua dan 60% sisanya dibagi untuk 100-150
warga sekitar.
Karena kejadian ini terus terjadi selama beberapa tahun, salah satu keluargaku
jadi enggan ikut membantu proses daging Qurban. Bukan karena tidak takut
kebagian melainkan malu melihat tidakan dua ayah anak ini. Akhirnya pada
donatur Qurban tidak lagi menitipkan Qurban mereka di surau itu. Banyak keluhan
dari warga yang mendapat daging Qurban.
Ternyata bukan hanya ayah dan anak ini. Ibu dan anak perempuannya juga
sering bikin kehilangan. Mereka buka usaha laundry di rumahnya. Nah, ada beberapa
pelanggan yang kehilangan pakaiannya setelah di laundry di tempat mereka. Beberapa
hari kemudian, pelanggan ini melihat pemilik laundry memakai pakaian mereka. Saat
di tegur, pemilik laundry merasa tidak bersalah dan yakin jika itu pakaian mereka
sendiri. Entah mereka lupa ingatan atau memang gejala kleptomania.
Menghindari yang haram itu jelas lebih mudah dari yang syubhat. Namun kita harus selalu belajar agar terhindar dari yang syubhat. Mengingatkan orang lain memang tidak mudah. Sama seperti mengingatkan orang yang merokok. Sulit sekali membuat mereka sadar. Apalagi jika kelakuan tersebut sudah mendarah daging. Ada saran bagaimana solusinya?
Mechadot@142406052025
No comments:
Post a Comment