Monday, May 5, 2025

Mental Gratisan

 


MENTAL MISKIN

 

Ini adalah cerita yang lumayan lama namun sepertinya akan terus berulang. Setiap tahun, kabupaten ini mengadakan semacam expo atau festival untuk memperingati hari berdirinya kabupaten. Salah satu agenda yang dilakukan adalah menyediakan makanan atau kue khas daerah. Semua stand milik dinas pemerintah daerah dan swasta menyediakan berbagai macam kue khas banjar dan sekitarnya. Jadi ada kemungkinan muncul kue yang langka dan tidak pernah muncul selama ribuan tahun.

Bisa dikatakan jika saat pembukaan peringatan adalah pesta rakyat karena masyarakat bisa merasakan atau mencicipi kue (bahasa lokalnya Wadai) tradisonal khas setempat. Nah, disinilah letak kejadian anomali yang kurang tepat. Banyak emak-emak (oknum) yang berpakaian instansi yang ikut berebut makanan atau wadai tradisional ini. Karena terlalu semangat saat berebut wadai, salah satu meja wadai sampai roboh. Saya yakin dan percaya jika oknum tersebut mampu dan cukup kaya untuk membeli wadai tersebut karena tidak ada wadai langka yang hanya muncul setahun sekali. Beda cerita saat Bulan Ramadhan. Memang ada wadai yang hanya muncul saat bulan suci ini.

Jadi, kenapa mereka harus berebut wadai di acara tersebut? Ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, mereka memang mampu beli dan sebenarnya tidak perlu memperebutkan wadai yang jumlahnya tidak seberapa. Mereka mungkin mengincar momen untuk berkompetisi. Memang suka berebut untuk menguji adrenalin. Kita memang tidak bisa men-judge jiwa dan mental mereka seperti apa. Yang jelas terlihat secara lahir dan jasmani itu seperti orang yang berebut sembako dan bansos. Yang membuat miris itu mereka menggunakan seragam instansi. Seharusnya mereka menggunakan model pakaian yang robek robek seperti gelandangan, bahkan tuna wisma sendiri tidak ada yang berbut makanan seperti itu.

Kemungkinan kedua ya mental miskin. Meskipun tidak bisa dilihat di dalam hatinya, tindakan secara lahir adalah tindakan yang menjadi penilaian manusia. Seperti orang yang akan dihukum mati lalu mengucapkan syahadat. Kita tidak tahu apakah dia suka rela atau terpaksa agar tetap hidup. Namun kita diminta menilai secara lahir saja jadi kita seharusnya meng-cancel hukuman mati padanya.

Orang yang bermental kaya tidak akan pernah ikut berebut makanan atau sembako atau bansos karena mereka tidak ingin mengambil hak yang bukan hak mereka. Pasti ada kalangan tidak mampu yang memerlukan meskipun mereka tidak terang terangan meminta bantuan. Bahkan ada kalangan tidak mampu yang masih punya harga diri sehingga tidak meminta pada orang lain.

 

Mechadot, 171804052025.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...