Wednesday, September 3, 2014

Forbidden Relationship


Relasi Dalam Pekerjaan


Apakah anda bangga dengan Profesi Anda saat ini? Meskipun anda mendapatkannya dengan cara yang tidak terlalu murni? Katakanlah melalui relasi keluarga atau relasi pendidikan. Anda bisa menjadi pegawai kantoran kerana ayah anda adalah mantan jederal besar. Itu pasti mudah kerana kantor tidak akan berani menolak anda. U know what I mean. Anda bisa menjadi dokter di sebuah rumah sakit besar kerana keluarga anda adalah direktur atau pejabat teras di sana. Anda menjadi prajurit kerana keluarga anda pejabat terpandang di kalangan militer. Anda menjadi dosen kerana keluarga anda adalah guru besar di perguruan itu atau anda masuk dalam komunitas kerana rekomendasi dosen yang sangat sayang dengan anda. Itu semua tidak perlu dibanggakan kerana itu wajar saja. Wajar sekali. Tidak ada yang luar biasa dan tidak perlu dibanggakan. Jika profesi anda diperoleh dengan bayang bayang nama besar keluarga atau relasi, itu tidak perlu digembar-gemborkan. Kerana jika ada rekrutmen yang fair, anda belum tentu akan diterima di sana.

Inilah yang di ajarkan dalam Luffy, Gon, Naruto dan Kurosaki Ichigo. Mereka memang keturunan orang hebat. Tapi mereka tidak pernah menggunakan nama besar orang tuanya untuk menjadi yang terbaik. Mereka menggunakan usaha mereka sendiri. Dari NOL. Bahkan sering kali, orang-orang tidak mengenal nama besar keluarga mereka. Mereka menjadi terkenal bukan dalam bayangan orang tua melainkan dengan keringat mereka sendiri.

Jika tradisi di negeri ini terus seperti ini, maka tidak heran akan muncul gurita-gurita baru yang tidak aka membiarkan orang asing masuk ke dalam komunitasnya. Bahkan ada BUMN yang membuka rekrutmen secara terbuka di internet. Ujian di berbagai tempat. Ternyata setelah ujian selesai dan nama-nama lulusan di cek, semua lulusan adalah keluarga atau relasi dari pegawai BUMN tersebut. Kasihan sekali orang-orang “luar” yang ikut ujian kerana terkena PHP. Jika mendapat profesi dengan cara sogok-menyogok, maka akan lebih parah akibatnya. Gaji yang dia terima menjadi haram seumur hidupnya.

Zet.@ Rider, 27 Agustus 2014

Ada yang berkata jika mendapatkan pekerjaan kerana relasi itu sah sah saja. Kenapa? Itu adalah berkah dari apa yang disebut sebagai silaturahmi. Ya, itu memang benar. Bisa jadi itu memang salah satu jalan datangnya rejeki. Tapi tidak bisa dipungkiri, jika silaturahmi semacam itu akan sulit jika didasarkan dengan niat yang ikhlas.
Bagi yang pernah meresakan hidup sebagai pengangguran, mondar-mandir kesana kemari tanpa tujuan. Biasanya mereka akan berkunjung ke rumah teman-teman atau kerabat dengan tujuan silaturahmi dengan harapan ada info atau kabar tentang lowongan pekerjaan. Nah, jika ada lowongan dan mulai bekerja, maka kemungkinan untuk melakukan silaturahmi semacam itu tidak akan ada. Selain dengan alasan sibuknya pekerjaan, repot dan kelelahan menjadi alasan yang sering digunakan.

Mendapatkan pekerjaan dari relasi bisa berdampak secara psikologis. Mereka tidak akan bisa menentang pihak yang memberikan ”celah” itu meskipun mereka tahu jika pemberi ”celah” itu sedang melakukan kesalahan atau penyelewengan yang disengaja. Rasa segan itu akan hadir. Bisa juga ada ancaman secara halus dari pemberi ”celah” agar mereka berpura-pura tidak melihat apa yang sedang terjadi.

Yang jelas, adanya bantuan relasi bisa memandulkan orang-orang yang memiliki kemampuanyang sebenarnya. Kasus yang terjadi adalah penerimaan PNS kalangan dosen di sebuah Universitas Negeri. Si Alfa menduduki peringkat pertama dalam seleksi dan menjadi kandidat dosen. Si Beta menduduki posisi kedua. Hanya ada satu dosen yang diperlukan. Entah kenapa, tenyata Si Beta-lah yang diterima sebagai dosen. Usut punya usut, ternyata si Beta adalah anak dari seorang guru besar atau professor di Universitas tersebut. Jadi? Ya wajar saja. Anak dosen menjadi dosen itu biasa. Tapi anak dosen menjadi dosen kerana bantuan (nama) orang tua-nya, itu amat sangat wajar sekali meskipun itu tidak etis. Jika dalam seleksi dia memang keren, maka tidak perlulah dia menumbangkan kandidat pertama dengan cara yang tidak wajar. Dan sudah pasti, gaji yang dia terima akan menjadi haram seumur hidupnya. SECARA, dia mengambil alih hak orang lain yang secara hukum sah sebagai pemilik jabatan itu.

Kasus lain, ada penerimaan besar-besaran sebuah BUMN. Pengumuman itu dirilis di sebuah situs, tentu saja situs resmi BUMN itu. Ujian diadakan dalam beberapa level. Level pertama untuk administrasi. Level kedua untuk pengetahuan dan level tiga untuk wawancara. Ternyata, setelah ketiga level seleksi dilakukan dan menghasilkan daftar nama yang diterima, bau yang tidak sedap mulai tercium. Usut punya usut, semua nama yang ada dalam nama itu memiliki hubungan atau relasi dengan pejabat yang ada di BUMN tersebut. Ya, sudahlah. Mereka mungkin belum menyadari dampak dan konsekuensi yang akan mereka alami jika mendapatkan pekerjaan dengan cara yang tidak wajar. INGATLAH! Semua yang dilakukan di dunia ini akan ada balasannya kelak. Tidak satupun yang akan dilewatkan. Semua akan memiliki balasannya.

Zet@. Rider, 03 September 2014, before lunch time...11.40 AM

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...