Tuesday, September 9, 2014

Pola Pikir Modern

Pola Pikir Keuangan


Hari ini hari olah raga nasional ya? Baru tahu @ku. Baiklah, untuk mengenang jasa para atlit yang telah mengucurkan keringatnya dibidang olah raga, ijinkan @ku menceritakan sebuah cerita. Begini ceritanya.

Pagi ini, di suatu loby kantor, dua orang senior [tidak sopan jika disebut tua] sedang asyik berbincang. Membicarakan tentang pola pikir masyarakat saat ini. Jika pada jaman dahulu, para senior dengan suka rela, bahkan ikhlas menghibahkan harta benda mereka untuk kepentingan umum. Jika ada pelebaran jalan atau pembuatan fasilitas umum, seperti rumah ibadah, rumah pendidikan, rumah kesehatan dan semacamnya, mereka sama sekali tidak keberatan, bahkan menawarkan tanahnya agar digunakan dengan sebaik-baiknya.

Pada masa sekarang, di mana teknologi semakin canggih, pola pikir masyarakat juga berubah. Pola pikir mereka berkisar pada keuangan yang fana. Mereka mentargetkan harga tinggi sebagai ganti rugi tanah mereka. Harga yang mereka ajukan melebihi NJOP [nilai jual objek pajak] setempat. Tentu saja ini akan menjadi beban bagi pemerintah. Proyek pelebaran jalan bisa gagal jika ganti rugi tidak dilunasi. Jika pelebaran jalan gagal, maka ada kemungkinan berdampak pada ekonomi kerana arus lalu lintas yang terhambat. Masyarakat semacam itu menggunakan pepatah ”mencari kesempatan dalam kesempitan” dengan sangat tepat.

Namun ternyata, ada sebuah cara rahasia yang bisa digunakan untuk meng-counter masyarakat semacam itu. Kerana itu cara rahasia, maka @ku tidak akan membocorkannya di sini, PM saja jika berminat.

Pola pikir keuangan itu benar-benar berdampak negatif. Lihat saja berita di TV. Ada sekolah dan rumah ibadah yang di segel oleh warga dikarenakan tidak ada surat-menyurat resmi yang menyatakan bahwa leluhur mereka telah menghibahkan tanah di sana. Miris sekali leluhur mereka yang ada di alam sana. Amal jariah untuk mereka terputus [mungkin] dikarenakan tindakan penerusnya yang tidak mengerti hukum agama. Inilah pola pikir masyarakat yang mengaku modern dan ter-update.

Sepertinya masyarakat perlu mendapatkan diklat tentang pentingnya berkorban untuk kepentingan umum. Sebenarnya masih banyak hal sejenis yang berserakan di masyarakat namun kerana waktu tidak lagi memungkinkan, tulisan ini akan berakhir. Maaf jika anda tidak menemukan cerita heroik tentang atlit kerana itu hanya prolog yang kebetulan tertulis. Yang jelas, @ku tidak pernah menyebutkan akan bercerita yang berhubungan dengan hari olahraga nasional ini.


Zet.@ Rider, 09 September 2014 pukul 23.00... waiting for camera charging...on the lonely office

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...