NASTY EXECUTION
Kebiasaan jorok di sembarang tempat biasanya memiliki konsekuensi/dampak terhadap lingkungannya. Misalnya got atau selokan. Akibat kebiasaan buang sampah tidak pada tempatnya, got dan selokan menjadi mampet, dangkal dan tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Hal ini akan menjadi masalah yang lebih besar yaitu genangan air saat hujan dan tidak menutup kemungkinan untuk banjir. Saat ini, terjadi bencana global akibat perubahan musim karena pemanasan global. Negara yang tidak pernah mengalami banjir, kini mengalaminya. Ada satu perbedaan antara banjir di Indonesia dan banjir di negeri lain itu. Banjir di Indonesia membawa sampah dari hulu ke hilir sedangkan banjir di sana tidak membawa sampah sedikitpun.
Selain got dan selokan, tempat yang
cukup jorok adalah tempat sampah. Tempat sampah memang seharusnya jorok, tapi
tingkat joroknya tidak boleh berlebihan. menimbulkan kejorokan itu. Sampah yang tidak
tepat pada tempatnya akan berserakan di sekitar wadah sampah dan hal ini
menyebabkan pemandangan yang tidak sedap di mata.
Di luar negeri, ada satu kejorokan
yang menjadi terkenal. Sebuah kota menjadi terkenal karena di setiap dinding
bangunannya ada tempelan bekas permen karet yang sudah di kunyah. Hoex.. aneh
juga itu. Di negeri ini, apa ada jorok yang bisa terkenal?
Nah, sekarang @ku akan menceritakan
pengalaman yang berhubungan dengan jorok. Pada zaman dahulu, saat penulis masih
kuliah, kebiasaan tidak mandi mahasiswa termasuk sesuatu yang jorok. Hal ini
menjadi salah satu nominasi dalam acara tahunan di kampus. Akan ada mahasiswa
yang masuk dalam kategori mahasiswa terkemproh (terjorok) dengan kualifikasi,
jarang mandi, pakaian tidak rapi dan kamar kos yang amat sangat berantakan.
Anehnya, setiap tahun, selalu saja ada makhluk yang masuk dalam kategori ini.
Seharusnya hal ini bisa membuat pemenangnya henshin (hijrah) menjadi orang yang
bersih namun jika tahun berikutnya dia menang lagi, ya sudahlah.
Tempat yang cukup mengerikan bagi
penulis, @ku, adalah WC atau toilet umum. Tempat itu merupakan horor yang cukup
menteror. Seharusnya, WC tidak menimbulkan bau semerbak yang menyesakkan
hidung. Terkadang, WC di sekolah-sekolah juga mengidap penyakit yang sama.
Bahkan lebih parah karena dinding WC dipenuhi coretan-coretan tidak bertanggung
jawab. Coretan-coretan yang berusaha menunjukkan jati diri para ABG yang sedang
labil. Di WC, hal yang paling menyebalkan adalah saat anda masuk ke dalam WC
dan anda menemukan kotoran (hajat besar) yang tidak tersiram sepenuhnya. Uff,
thats the worst scenario. Orang normal bisa mentah, eh muntah jika menemui hal
itu. Parahnya, itu ditemukan di toilet kantor yang notabene semua penghuninya
orang berpendidikan. Entah karena terburu-buru atau karena dia alergi melihat
poopnya sendiri sehingga tidak sadar jika poopnya belum sukses menuju septik
tank. So, bagi yang suka buang-buang hajat (besar) di kantor, sebelum keluar
toliet, pastikan poop anda tidak terlihat lagi dan jangan lupa cuci tangan
sampai bersih.
@ku juga pernah menemukan tempat umum
yang berbau tidak sedap. Tempat itu bukan toilet akan tetapi menebarkan aroma
yang biasanya ada di toilet. Tempat itu adalah terminal, tepatnya di tempat
dimana angkutan sedang berbaris, bukan di ruang tunggu atau loketnya. Jadi,
saat menuju bus angkutan, menutup hidung adalah tindakan yang bijak. Selain
terhindar dari polusi udara yang mengancam, juga terhindar dari bau hajat
(kecil) yang menggelitik hidung.
Saat menggunakan angkot, @ku juga
pernah menemui salah satu hal yang mungkin termasuk jorok. MUNTAH. Ya, muntah.
Ini bukan muntah rekayasa yang digunakan sindikat penjambret atau rampok dalam
angkutan. Ini muntah dalam arti sebenarnya. Pelakunya adalah seorang anak
kecil, mungkin balita. Dia dengan wajah mabuk dan mata sayu memuntahkan apa
yang ada di dalam perutnya. Sang sopir dengan wajah kecut memandangi lantai
angkotnya yang terkontaminasi makanan setengah cerna. Dia mengomel pada ibu
sang anak. Ibu sang anak tidak kalah. Dia balas dengan mengomeli sang anak.
”sudah ibu bilang jangan ikut”. Sebenarnya ibu itu tau anaknya bisa mabuk
perjalanan. Itu sebabnya dia melarang anaknya ikut. Namun seharusnya dia
menyiapkan plastik atau kantong saat mengetahui anaknya ikut bersama dia.
Kasihan sekali sang ibu buang-buang tenaga untuk mengomel. Sang anak yang
sedang muntah pasti tidak konsentrasi mendengarkannya.
Membicarakan anak yang jorok, penulis
jadi teringat anak kecil di dekat kos. Dia memiliki kebiasaan poop di dalam
selokan kecil di depan rumahnya. Orang tuanya pasti sangat hebat dan cerdas
karena bisa mendidik anaknya untuk melakukan hal-hal praktis seperti itu. Okeh,
cukup sampai di sini share jorok experience-nya. Jika ada waktu, cerita ini
akan memiliki sekuelnya. (Senin, 10-Juni-2013, in the morning).
TAMBAHAN: Sepertinya ada yang terlupa. Ini tentang buang Ludah/dahak
sembarangan. Yang paling berbahaya adalah melakukan hal ini saat sedang
berkendara, bisa jadi sopir atau penumpang. Jika meludah atau buang dahak dari
dalam kendaraan yang sedang berjalan, tanpa perhitungan yang tepat dan akurat,
ludah plus dahak itu bisa mendarat di wajah, atau jika beruntung, hanya
mendarat di permukaan helm saja.
Hal berikutnya yang sering terjadi di jalanan adalah pipis di pinggir jalan.
Biasanya dilakukan oleh para sopir atau orang-orang yang melakukan perjalanan
jauh dan tidak menemukan toilet yang bisa digunakan untuk buang air kecil. Jika
pipisnya di dalam botol softdrink lemon, hal itu bisa beresiko yang tidak di
inginkan. Jadi, pilihan pipis sembarangan di pinggir jalan adalah pilihan yang
tepat. Tidak hanya truk angkutan sembako atau pasir, mobil-mobil mewah juga
sering berhenti sejenak di pinggir jalan untuk menunaikan hajatnya. Yare...
yare... (midday, 10 Juni 2013)
Image Kawasan Bebas Ludah
Image Selokan
Image Poop
Image Poop Animated
Image Dilarang meludah
Image Muntah
Image Toilet jorok
Image Kawasan Bebas Ludah
Image Selokan
Image Poop
Image Poop Animated
Image Dilarang meludah
Image Muntah
Image Toilet jorok
No comments:
Post a Comment