Tuesday, June 10, 2014

S(h)ine-tron itu...

Sinetron Dan Tayangan Bermasalah


Pada tulisan sebelumnya, sudah pernah dikatakan jika hanya segelintir sinetron yang bisa dan layak ditonton dengan aman oleh semua kalangan. Sisanya hanya penuh dengan omong kosong yang tidak bermanfaat. Coba lihat kriteria pelanggaran yang ditelurkan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Ada satu atau dua, bahkan kadang, ada semua kriteria itu dalam satu sinetron. Itu amat sangat mengerikan sekali banget. Suram sekali tayangan yang ada di negara ini.

Adegan yang sering muncul di dunia sekolah sinetron adalah tindakan penganiayaan dan semacamnya. Jarang sekali tayangan yang menampilkan diskusi kelompok untuk pekerjaan rumah dan semacamnya. Yang ada adalah persaingan untuk menjadi idola di sekolah, perebutan idola sekolah dan konflik percintaan yang amat sangat rumit yang sebenarnya belum pantas dilakukan. Efek sinetron seperti ini di dunia nyata begitu kentara. Anak-anak korban sinetron berpakaian layaknya anak sekolah dalam sinetron favorit mereka. Rok di atas lutut, baju tidak rapi, rambut panjang seperti anak yang tidak sekolah dan tentu saja kisah asmara monyet yang terlihat seperti cinta sejati. Anak-anak yang belum pantas berbicara cinta akhirnya menjadi anak karbitan dan bisa melakukan hal-hal yang bersifat dewasa. Merokok misalnya. Mereka akan malu kerana tidak diakui kejantanannya jika tidak merokok. INI SALAH KAPRAH!!

Sinetron gaje terus bermunculan dan silih berganti. Bagi penonton yang kebanyakan ibu-ibu rumah tangga, itu mungkin saja refreshing dan pelarian dari dunia nyata yang menurut mereka begitu kejam. Yang menjadi masalah adalah anak-anak dibawah umur yang turut serta menonton. Filter mereka masih belum valid untuk melakukan validasi. Jam tayang sinetron harus dibenahi dan diatur kembali. Selain itu, yang perlu diberikan jutaan semangat adalah KPI. Dimana peran KPI? Mengapa sinetron semacam itu masih saja menjamur?

Yang masih hangat adalah plagiat drama Korea, kau yang datang dari bintang. Plagiat semacam ini sudah sering, bahkan selalu muncul dalam dunia sinetron. Dari dulu hingga sekarang, plagiat tidak bisa dilenyapkan dari dunia sinetron Indonesia. Yang lucunya adalah iklan terakhir dari drama ini. Mereka akhirnya mencantumkan judul asli dari Korea. Sepertinya mereka tersandung kasus hak cipta sehingga tayangan dihentikan untuk beberapa lama dan akhirnya muncul kembali dengan embel-embel judul asli Korea. Tragis. Masih bagus cerita buatanku, sepertinya.

Selain sinetron, ada juga acara lain yang super gaje tidak jelas. Joget-joget dengan gaya yang agak seronok dan seragam yang tidak mencerminkan moralitas yang baik. Mereka sepertinya sengaja memakai pakaian yang minim, seperti kurang bahan saja padahal uang mereka tidak terhitung jumlahnya. Masa mereka tidak sanggup membeli pakaian yang lebih sopan? Janganlah bertindak dan berperilaku yang sembrono di televisi. Katanya, mereka adalah public figure (penulis pribadi tidak mengakui mereka sebagai public figure) yang harus menjaga sikap kerana masyarakat akan mudah sekali meniru perilaku mereka. Masyarakat hanya tahu jika perilaku semacam itu bisa dilakukan dalam televisi, itu artinya perilaku itu benar dan sah akibatnya. Tidak semua masyarakat bisa menilai dengan hati yang jernih. Jika mereka telah menjadikan seseorang sebagai idola, mereka akan mengikutinya kemanapun, bahkan sampai ke jurang neraka, pasti akan mereka ikuti. Mereka yang sudah dibutakan mata hatinya itu, pasti menganggap jika idolanya selalu benar. Kalau tidak salah, ada lagunya itu.

Ada juga acara acara lain yang cukup miris jika dipikirkan. Acara musik misalnya. Jika pada zaman dahulu acara musik bisa memutar 10 lagu dalam waktu satu jam, maka sekarang hanya sanggup memutar dua atau tiga lagu dalam sejam. Sisa waktunya dibuat untuk guyonan tidak jelas yang tidak berbobot, merendahkan dan menggunakan keterbatasan fisik seseorang untuk menarik tawa penonton. Mungkin si korban tidak bisa protes karena dia memang dibayar untuk diintimidasi namun belum tentu semua keluarganya ikhlas saat ada keluarganya yang dijadikan bahan cemoohan. Hentikanlah guyonan yang tidak mendidik dan hanya menyakiti jiwa orang lain.

Selain guyonan, kadang acara itu diselingi acara hipnotis yang tidak mendidik. Tokoh utama dihipnotis menjadi tokoh lain, misalnya jadi tokoh pemarah atau tokoh takut dengan ular. Ada juga hipnotis yang menjadikan cowok A akan melihat cowok B sebagai istrinya dan lain sebagainya. Itu sudah pasti BOHONG dan setting belaka. Mana ada yang semacam itu. Jika itu benar, coba tokoh utama di hipnotis menjadi salah satu Kamen Rider, Kabuto atau Den-O. Jika ada tokoh yang macho, coba hipnotis jadi Kamen Rider Bravo. Jika itu berhasil, maka applause buat mereka karena trik mereka sukses.

Itulah sekelumit cerita keresahan yang hinggap dalam hati sanubari saat menyaksikan acara televisi yang tidak berperikemanusian. Acara televisi itu seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut membentuk karakter bangsa yang tangguh dan berintegritas. Pesan penulis, jauhilah hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat. Jangan ikuti acara-acara yang bersambung kerana yang berbobot itu hanya cukup dengan angka 12 atau 13 saja.
Zet.@ Rider, 10 Juni 2014, saat hujan deras berakhir......15.15 PM

Sumber Gambar: Hidayatullah.com
Tambahan Informasi
KPI
Hidayatullah

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...