34-58
Luka karena sabetan pisau yang
sebelumnya cukup panjang kini tinggal separuhnya. Luka yang tersisa itupun
perlahan-lahan sembuh dengan sendirinya. Kini lengan kirinya pulih seperti
semula. Ryan heran karena seharusnya luka seperti itu meninggalkan bekas pada
kulit.
Tiba-tiba penglihatannya terasa kacau.
Pandangannya berkunang-kunang. Tanpa sengaja, kaca matanya terlepas. Ryan
terkejut karena dia bisa melihat dengan jelas tanpa kaca mata. Ryan langsung
mendekati sebuah cermin dan melihat matanya sendiri. Sinar matanya telah
kembali.
Ryan kembali terkejut saat melihat
tubuhnya. Dia tidak lagi kurus kering. Ryan langsung mengukur berat badannya.
Ternyata beratnya telah naik beberapa kilogram. Dan jika dihitung, beratnya
sekarang sudah proporsional dengan tinggi tubuhnya. Ryan tidak percaya pada apa
yang sudah terjadi dengan tubuhnya.
Setelah mandi, Ryan menyantap sarapan
yang dibuatnya sendiri. Dia baru saja membuat nasi goreng yang merupakan
makanan favoritnya. Ayahnya selalu membuat nasi goreng sejak ibunya meninggal.
Itulah sebabnya lidah Ryan sangat terbiasa dengan nasi goreng. Segelas jus
jeruk sebagai pelepas dahaganya. Setelah itu, dia pergi ke luar rumah. Dia
berjalan-jalan di sebuah jalan yang cukup sepi. Dia memutar otak untuk
menemukan penyebab kesembuhannya. Ketika sampai di sebuah persimpangan, Ryan
melihat 6 orang yang sudah tidak asing lagi baginya.
Mereka bersama Gocky dan Ryan adalah
siswa beladiri di perguruan yang sama. Dahulu kala, Ryan adalah siswa terpandai
di perguruan tersebut. Namun karena penyakitnya, Ryan berhenti dari perguruan.
Posisi puncak diganti oleh Gocky. Sejak Ryan berhenti, 6 orang itu selalu
menjadikan Ryan sebagai bulan-bulanan. Mereka ingin balas dendam karena dulu
mereka tidak pernah bisa menandingi Ryan.
No comments:
Post a Comment